get app
inews
Aa Text
Read Next : Pesantren Tebuireng Jombang Sembeli 27 Ekor Sapi Kurban untuk Masyarakat

Bos Bulog Mojokerto Turun ke Jombang Cek Harga Gabah Petani Padi, Ini Hasilnya

Rabu, 01 Mei 2024 | 17:47 WIB
header img
Bulog Mojokerto saat mengecek harga beras dan gabah di Petani Jombang. Foto iNewsMojokerto/Zainul Arifin

Pun demikian menurut Rusli terkait dengan harga gabah Rp5.200-Rp5.300 di petani wilayah Jombang berdasarkan informasi yang ia terima, kondisi tersebut terjadi sebelum hari raya lebaran lalu. "Kami mendapat statemen itu dari beberapa pengepul di Jombang jika sebelum hari raya gabah dengan harga segitu karena salah satunya alat kombi yang susah cari, dan kondisi cuaca hujan lebat," kata dia.

Sementara itu, Hudi salah satu petani dan penebas gabah padi di Kecamatan Kesamben mengatakan jika harga gabah kering panen (GKP) saat ini mengalami kenaikan dibanding keadaan sebelum dan sesudah hari raya lebaran lalu.

"Kalau sekarang di harga Rp6.000 per kilogram memang waktu sebelum dan sesudah hari raya kondisi hujan lebat, pabrik banyak yang tutup tidak ada yang beli di harga Rp5.200," ucapnya.

Hudi menyebut untuk wilayah kecamatan Kesamben masa panen padi hampir berakhir, dan sejumlah petani mempersiapkan sawahnya untuk ditanami kembali. "Saat ini hanya di Kecamatan Megaluh yang baru-baru ini mulai panen," ujarnya.

Petani lain, Hasyim mengatakan kenaikan harga GKP di Kecamatan Megaluh yang saat ini masih berada di musim panen, berada di angka Rp5.900 yang alami kenaikan dari harga Rp5.500. "Gabah dari petani ini harga Rp5.900, terendah Rp5.500 waktu puasa. Di Desa ini baru mulai panen, tapi di Desa lain sudah ada yang habis," katanya.

Anggota Perpadi Indonesia (Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras) Muhammad Soleh menambahkan, untuk harga gabah di Kabupaten Jombang terendah adalah Rp5.800 per kilogram. "Kalaupun di bawahnya ada Rp5.500 kualitasnya di kualitas nomor dua, Bahkan di Megaluh sekarang ada yang di harga Rp6.000-Rp6.050," kata Soleh.

Menurutnya ada kondisi harga gabah turun, namun itu terjadi pada momen sebelum hari raya lebaran karena faktor cuaca dan kondisi padi kurang baik.

"Perkiraan saya memang sebelum hari raya, petani kesulitan cari alat untuk panen (kombi), padi disawah terlalu lama juga rusak akhirnya dibeli tengkulak yang punya alat dan untun kebutuhan hari raya ya dikasihkan aja harga berapapun," pungkas dia.

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut