get app
inews
Aa Text
Read Next : Kisah Pengusaha Non Muslim Jombang, Bagikan Ratusan Paket Sembako Sejak 1993 Saat Ramadan

Pengusaha Penggilingan Padi Asal Jombang Siap Serap Gabah Petani, Ini Catatan Harganya

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:32 WIB
header img
Pengusaha penggilingan padi di Jombang sekaligus ketua Perpadi Jatim, Hendratan. Foto iNewaMojokerto/Zainul Arifin

JOMBANG, iNewsMojokerto.id - Para petani padi khususnya di wilayah Kabupaten Jombang Jawa Timur tidak perlu khawatir jika harga gabah di tengkulak maupun tempat lain anjlok. Sebab pengusaha penggilingan siap untuk menyerap atau membeli sebanyak-banyaknya dengan harga standar.

Pengusaha penggilingan padi di Kabupaten Jombang, Hendratan menegaskan jika dirinya siap untuk menyerap gabah kering panen (GKP) dari petani sebanyak-banyaknya dengan harga hari ini di kisaran Rp6.200 sampai Rp6.300 per kilogram.

"Jadi kalau ada kekhawatiran di masyarakat petani tentang harga gabah yang anjlok, saya rasa tidak perlu menjadikan kekhawatiran, karena Perpadi Jawa Timur atau nasional pun siap untuk membeli. Berapapun banyaknya akan kita beli. Ini bagian dari menjawab kekhawatiran petani," tegas Hendratan yang juga Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Jawa Timur ini ditemui di Jombang, Rabu (1/5/2024).

Jadi, kata Hendratan, kalau ada petani yang gabahnya ditawar dengan harga di bawah Rp6000 per kilogram (kg) disarankan untuk dibawa ke tempatnya penggilingan padi miliknya yang siap membeli sebanyak banyaknya. "Harapan kita dengan membeli di harga Rp6.000-Rp6.300 per kilogram itu ditingkat petani sudah Rp6000 harga gabahnya. Kalau ada di bawah Rp6000 sebaiknya dibawa ke penggilingan padi saja," kata pemilik penggilingan padi di Jl Gatot Subroto Jombang ini.

Hendratan menjelaskan, berdasarkan data dirinya, sebelum lebaran IdulFitri sempat membeli gabah petani di harga Rp5.900.  Namun kondisi itu tidak  berlangsung lama, hanya sekitar 2 hari. Setelah itu pemerintah melalui Bulog di sini mengumumkan adanya fleksibilitas yaitu harga gabah di petani Rp6.000 dari yang sebelumnya Rp5.000.

"Sejak itu anggota Perpadi langsung menaikkan harga di atasnya. Sebelum itu harganya juga sempat tinggi, bahkan saya tertinggi itu belinya Rp8.750.000 per kilogram, itu sebelum puasa akhir Februari lalu. Kemudian awal puasa sekitar Rp7 ribuan," kata pria yang perusahaanya memiliki binaan sekitar seribu hektar lebih di Kabupaten Jombang ini.

Di katakan Hendratan, secara umum gabah di Jombang sangat baik kualitasnya. Meski ada padi roboh tidak memengaruhi harga gabah asalkan petani langsung sigap menyelamatkan padi itu dengan mengikat ataupun cara lainnya yang tidak memperburuk tanaman padinya.

"Kalau padinya dibiarkan roboh hingga terendam air dan lain sebagainya, tidak ada upaya penyelamatan maka akan rusak. Tapi selama ini teman-teman petani ini selalu sigap melakukan penyelamatan sehingga tidak memengaruhi harga di penggilingan maupun di Bulog," tandasnya.

Di sisa 50 persen masa panen padi di Jombang saat ini, Hendratan berharap batasan angka Rp6.000 di tingkatan petani sebagaimana kebijakan pemerintah itu harus tetap dijaga. Karena kalau sampai harga di bawah Rp6000 itu pasti akan mengurangi minat petani untuk kembali menanam padi. 

"Dengan petani yang minatnya kurang untuk menanam padi, maka itu juga akan menjadi masalah bagi penggilingan padi, pemerintah maupun seluruh masyarakat Indonesia. Jadi kita harus sama-sama menjaga harga tersebut, minimal Rp6.000 begitupun di atasnya kita juga siap, itu untuk meningkatkan minat petani menanam padi sebagai kebutuhan pokok kita," katanya.

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut