Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono menambahkan, penanggulangan bencana yang dilakukan baik pemerintah pusat maupun provinsi telah diusahakan maksimal. Pihaknya memastikan kebutuhan logistik masyarakat terdampak akan terpenuhi.
"Di kapal yang akan datang itu, ada logistik dapur umum, personal Tagana, juga personil kesehatan. Untuk bangunan yang rusak, Pemprov Jatim juga menyediakan material seperti semen," ujarnya.
Adhy memastikan bakal ada bantuan trauma healing untuk masyarakat di Pulau Bawean. Ia menyampaikan dalam waktu dekat, tenaga psikolog itu akan datang.
"Salah satu komponen aktivasi untuk tanggap darurat kita adalah dukungan psikososial. Ini sudah kita siapkan, tinggal menunggu kapal saja karena perjalanannya berat dan membutuhkan kapal berat," kata Adhy.
Diketahui, dampak kerusakan akibat rangkaian gempa bumi terjadi di Laut Jawa, tepatnya di Timur Laut Tuban pada Jumat (22/3/2024) lalu telah meluas di 7 daerah di Jawa Timur (Jatim. Antara lain, Gresik, Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Kota Surabaya, Sidoarjo, dan Pamekasan.
Gempa pertama terjadi pada pukul 11.22. WIB dengan magnitudo 6,0. Salah satu gempa susulan terjadi berkekuatan lebih besar, yakni dengan magnitudo 6,5 pada pukul 15.52 WIB. Total bangunan rusak akibat gempa tersebut sebanyak 4.865 unit.
Rinciannya, rumah rusak ringan sebanyak 2.654 unit, rumah rusak sedang 1.177 unit, rumah rusak berat 779 unit, sekolah rusak 78 unit, rumah sakit 5 unit, pondok pesantren 1 unit, kantor desa 5 unit, tempat ibadah 156 unit, kandang ternak 2 unit, gedung 8 unit dan sepeda motor 2 unit.
Adapun total pengungsi akibat gempa ini, mencapai sekitar 15.731 jiwa. Meliputi, Anak-anak 6.022 jiwa, dewasa 7.350 jiwa dan lansia 2.359 jiwa.
Editor : Arif Ardliyanto