MOJOKERTO, iNewsMojokerto.id - Upaya pelestarian sejarah terus menjadi perhatian serius dari Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto. Salah satu caranya adalah dengan memfasilitasi haul atau peringatan wafatnya Raden Tumenggung Tjondronegoro II atau Mbah Tjondronegoro.
Dalam kegiatan yang digelar di kompleks Makam Pekuncen yang berada di Pekuncen gang II, Kelurahan Surodinawan, Kota Mojokerto pada Selasa, (12/9/2023) malam itu berlangsung khidmat.
Raden Tumenggung Tjondronegoro II pada tahun 1827 ditunjuk sebagai Bupati Djapan. Pada tahun 1838 atau sekitar 10 tahun menjabat bupati, Tumenggung Tjondronegoro memindahkan keraton atau rumah dinas bupati ke Mojokerto yang menjadi cikal bakal berdirinya Kota Mojokerto.
“Malam hari ini kita bersama-sama memperingati wafatnya Mbah Tjondronegoro, sebagai pahlawan yang memiliki jasa besar untuk Kota Mojokerto,” ungkap wali kota Mojokerto Ika Puspitasari.
Untuk merawat sejarah, Pemkot Mojokerto juga memfasilitasi haul untuk beberapa tokoh, diantaranya KH. Nawawi, KH. Achyat Chalimi atau Abah Yat, KH. Mudzakir, serta haul pahlawan pluralisme, Riyanto. Menurut wali kota yang akrab disapa Ning Ita itu, upaya ini dimaksudkan agar dapat menjadi teladan bagi masyarakat Kota Mojokerto.
"Jasa-jasa beliau inilah yang harus kita teladani, kita hormati, dan kita kenang setiap tahunnya," imbuh Ning Ita.
Untuk itu ia mengajak seluruh masyarakat Kota Mojokerto untuk terus menjaga kerukunan dan kekompakan agar proses pembangunan bisa terus berjalan dengan lancar dan terselesaikan dengan baik.
Editor : Trisna Eka Adhitya