MOJOKERTO, iNewsMojokerto.id - Jambore Pramuka Dunia ke-25 tak berjalan baik. Agenda yang digelar di Saemangeum, Buan-gun, Jeollabuk-do ini justru disinyalir mencoreng nama Korea di kancah internasional.
Jambore Pramuka Dunia ke-25 sejatinya dijadwalkan pada 1-12 Agustus 2023, setelah Korea memenangkan tawaran untuk Jambore Pramuka Dunia ke-25 pada Konferensi Pramuka Dunia ke-41 di Baku, Azerbaijan pada Agustus 2017.
Pada Selasa (1/8/2023), delegasi Jambore Belgia mengunggah foto mendirikan tenda dengan palet plastik di atas genangan air di akun Instagram resmi mereka. Hal ini pun berkembang dengan berbagai informasi yang muncul kemudian
Dilaporkan oleh Naver, Kamis (3/8/2023) waktu setempat, 15 ambulans dikerahkan untuk mengevakuasi sejumlah peserta yang jatuh pingsan. Dalam laporan sementara ini 800 orang dilarikan ke rumah sakit.
Situasi ini merupakan buntut cuaca panas ekstrem yang terjadi di Korea. Akibatnya, suhu dalam tenda peserta pun tak terbendung.
Beberapa rangkaian jambore tetap dilaksanakan di bawah suhu yang mencapai 35 derajat celcius. Kondisi diperparah sebab tidak tersedia fasilitas yang memadai di arena kamping.
Sebagian besar peserta tinggal dalam tenda berisi puluhan orang. Aktivitas pun menjadi terbatas dan tidak nyaman.
Terlebih lagi, di sejumlah titik di area perkemahan tampak air tergenang sisa banjir yang melanda Korea pekan sebelumnya.
Menurut seorang informan, para peserta banyak yang memilih tidur di tenda makan yang ber-AC. Sebagian juga dilaporkan berpindah menginap di hotel di sekitar lokasi.
Tidak berhenti pada kondisi tak layak yang disebabkan oleh cuaca, para peserta juga menilai adanya ketidaksiapan panitia penyelenggara hingga kecurigaan adanya penyelewengan dana.
Makanan yang disediakan dilaporkan busuk. Padahal, panitia juga tidak menyediakan fasilitas dapur mandiri yang memadai.
Hal ini menimbulkan kecurigaan terkait alokasi dana yang kabarnya bernilai 100 miliar won atau setara 1.1 triliun rupiah. Ditambah lagi, persiapan acara telah dimulai setidaknya 6 tahun sejak keputusan Konferensi Pramuka Dunia 2017.
Jamboree Site – Saemangeum ini sebenarnya digelar di sebuah perkemahan yang baru dibangun di Saemangeum. Area seluas 8,8 kilometer persegi dengan lapangan terbesar memiliki lebar 6,1 kilometer dan panjang 1,8 kilometer.
Area ini disebut representatif sebab berada di samping Pantai Barat dekat Taman Nasional Byeonsanbando, perkemahan Jambore yang sangat besar dan dianugerahi lingkungan alam yang kaya.
Namun, dengan pertimbangan kondisi cuaca yang terjadi di Korea Selatan akhir-akhir ini, para peserta menyesalkan mengapa panitia keukeuh tidak berpindah lokasi.
Acara Jambore Pramuka Dunia ke-25 diperkirakan dihadiri oleh 43.000 peserta dari seluruh dunia. Sementara itu, saat berita ini dilaporkan, baru setengah jumlah peserta yang datang.
Editor : Trisna Eka Adhitya