Dari analisis dan fakta-fakta yang ia ketahui kenaikan harga itu hanyalah permainan di tingkat elite, alias permainan importir.
"Impor bawang putih itu 'kan sudah dikuasai negara. Jadi semua yang mau impor itu ada kuotanya, sedangkan untuk mendapatkan kuota itu tidak mudah," kata Wandi, dalam sambungan telepon.
Bahkan, dirinya sebagai distributor pun kesulitan untuk mendapatkan barang. Untuk mengakali itu, Wandi pun terpaksa harus mengumpulkan beberapa ton bawang putih dari para importir agar stok tetap tersedia.
Misalnya, dari importir pertama dijatah 10 ton, kedua 10 ton, dan ketiga 5 ton, sehingga terkumpul 25 ton untuk bisa ia kirim kembali ke pasaran.
"Beli di sini-sini. Kan nggak bisa impor saya karena nggak punya izin saya. Karena izin itu dimonopoli orang tertentu. Nah pembagian itu yang salah pemerintah," jelas dia.
Editor : Trisna Eka Adhitya