Pemilihan menu sate juga cocok dengan praktik dan kebiasaan masyarakat Jerman untuk mengadakan barbecue saat musim panas. Tren menu makanan vegan dan mayoritas masyarakat Jerman yang menyukai sambal kacang merupakan salah satu faktor yang mendukung digemarinya hidangan Nusantara.
Hidangan soto dan sate yang disajikan oleh 12 restoran dan penjaja kuliner di wilayah kerja KJRI Frankfurt merepresentasikan soul food Indonesia dari Sabang hingga Merauke dalam keunikan tampilan dan cita rasa. Festival Soto dan Sate Nusantara menyajikan 10 ragam soto dan 10 ragam sate, di antaranya Soto Lamongan, Empal Gentong, Soto Mie Bogor, Soto Padang, Soto Banjar, Soto Medan, Soto Betawi, Soto Bandung, Coto Makassar, Rawon, Sate Ayam, Sate Vegetarian (Sate Tempe, Jejamuran, Tahu), Sate Maranggi, Sate Taliwang, Sate Kambing, Sate Lilit, Sate Padang dan Sate Bia (Kerang).
Ragam kuliner Indonesia dikemas dalam porsi seharga 5 Euro sehingga pengunjung dapat menikmati variasi soto dan sate sebanyak mungkin. Selain itu turut disajikan kopi Indonesia dan minuman khas serta produk makanan Indonesia.
Di sela-sela kemeriahan acara Festival Soto dan Sate Nusantara, KJRI Frankfurt juga telah membuka Warung Konsuler untuk layanan paspor, amandemen data paspor (nama atau alamat), lapor diri, surat keterangan, serta konsultasi keimigrasian bagi WNI dan WNA. Warung Konsuler adalah program pelayanan publik jemput bola KJRI Frankfurt yang diselenggarakan di lokasi-lokasi konsentrasi WNI.
Selain bentuk pelayanan ekstra jemput bola, Warung Konsuler juga selaras dengan program responsif gender. Pada Warung Konsuler kali ini, 8 orang bayi dan balita yang memperoleh layanan penggantian atau pembuatan paspor baru.
Editor : Trisna Eka Adhitya