get app
inews
Aa Read Next : Disbudpar Jatim Gelar East Java Fashion Harmony di Pantai Midodaren Tulungagung, Begini Serunya

Geliatkan Ekonomi Kreatif di Jatim, Disbudpar Lakukan Hal Ini

Kamis, 22 Desember 2022 | 06:06 WIB
header img
Salah satu pembicara dalam Sarasehan penguatan Ekosistem Ekonomi Kreatif Suryadi Kusniawan saat memaparkan paparannya. (Foto:Trisna Eka Adhitya)

SURABAYA, iNewsMojokerto.id - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Timur (Jatim) berupaya untuk menumbuhkan ekosistem ekonomi kreatif yang ada di Jawa Timur. Salah satu upayanya dengan melakukan kegiatan Sarasehan Kota Kreatif 2022. 

Acara yang digelar di Graha Wisata Disbudpar  Jatim, Rabu (21/12/2022) ini mengusung tema Penguatan Ekosistem Ekonomi Kreatif. Kegiatan ini bertujuan untuk memberi pemahaman kepada seluruh kabupaten/Kota di Jatim tentang pentingnya ekonomi kreatif secara berkesinambungan. 

Menghadirkan tiga pembicara dari berbagai elemen. Pembicara pertama yakni: Nurareni Widi Astuti dari Bappeda Jatim, kemudian Arif Rofiq pelaku seni tradisi Jatim, dan Suryadi Kusniawan Dosen Universitas Ciputra Surabaya

Nuraeni Widi Astuti mengatakan, kontribusi ekonomi kreatif di Jatim terbilang cukup baik. Hal ini pun dapat dikembangkan kedepan sehingga sektor ekonomi kreatif dapat semakin berkembang di Jatim. 

Saat ini Pemprov jatim sedang menyiapkan draf pergub tentang komite ekonomi kreatif daerah. Dengan adanya pergub tersebut nantinya diharapkan pengembangan ekonomi kreatif di Jatim semakin maju. 

"Draf pergub tentang komite ekonomi kreatif daerah sudah disampaikan, semoga ada kabar baik yang ini segera disetujui, artinya ketika ini sudah disahkan kita tinggal menyamakan persepsi saja," jelasnya dalam sarasehan.

Sementara itu, pembicara lainnya, Suryadi Kusniawan mengatakan, sektor ekonomi kreatif menjadi sektor alternatif yang dapat menggantikan peran ekonomi industrial. Akademisi asal Universitas Ciputra Surabaya itu mengungkapkan, pengembangan ekosistem ekonomi kreatif muncul dengan adanya gagasan yang didasari pengetahuan serta keterampilan.

“Ada kecanggungan terkait dengan ekraf (ekonomi kreatif) dari beberapa kota/kabupaten di Jawa Timur. Ekraf sendiri adalah perwujudan nilai tambah dari suatu ide kekayaannya intelektual manusia yang berbasis pengetahuan dan teknologi,” jelasnya.

Selain itu, kata dia, ekonomi kreatif harus memiliki konteks kebudayaan agar mempunyai ciri khas dan keunikan.

“Sehingga, bisa bersaing dengan lokalitas daerahnya yang mempunyai nilai atau suatu makna yang melekat,” katanya.

Suryadi melanjutkan, ekonomi kreatif dapat didongkrak dengan menonjolkan warisan budaya mampu menunjang nilai jual yang cukup tinggi.

“Jawa Timur memiliki warisan budaya di setiap kota/kabupaten. Oleh karenanya, tugas kita (pelaku ekraf) adalah mengoptimalkan budaya tersebut dengan kreatifitas sehingga bisa menunjang nilai tambah yang cukup tinggi,” pungkasnya.

Untuk diketahui, dari 38 kota/kabupaten di Jawa Timur, baru 4 kota/kabupaten yang ditetapkan sebagai kota kreatif dengan tiga subsektor terbesar; yaitu 21,42% untuk musik; 19.09% untuk kuliner dan 10,31% untuk pertunjukan seni serta 49,18 subsektor lainnya.

Editor : Trisna Eka Adhitya

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut