MOJOKERTO, iNewsMojokerto.id - Maulid Nabi Muhammad 2022 menjadi maulid yang ke-1444. Sejarah perayaan Maulid Nabi ternyata sudah memiliki kisah yang sangat panjang.
Maulid Nabi bisa ditelusuri pada tradisi orang Arab sejak tahun kedua hijriyah. Dikutip dari Jabar NU, menurut buku Sejarah Maulid Nabi yang ditulis oleh Ahmad Sauri, di masa itu ada kebiasaan bangsa Arab dalam memperingati kelahiran Nabi Muhammad.
Jika melihat catatan itu, sejarah perayaan kelahiran Nabi Muhammad atau Maulid Nabi sudah sangat tua. Kebiasaan tersebut berkembang dengan cara yang berbeda-beda di tiap wilayah.
Misalnya, Ahmad Sauri mengutip sebuah kisah tentang seorang bernama Khaizuran (170 H/786 M) yang merupakan ibu dari Amirul Mukminin Musa al-Hadi dan al-Rasyid. Ia datang ke Madinah dan memerintahkan penduduk mengadakan perayaan kelahiran Nabi Muhammad di Masjid Nabawi.
Selain menyeru kepada masyarakat Madinah, Khaizuran juga menyambangi Makkah. Ia memberi perintah yang sama kepada penduduk Makkah untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad di rumah-rumah mereka.
Dalam catatan sejarah Islam, Khaizuran merupakan sosok berpengaruh selama masa pemerintahan tiga khalifah Dinasti Abbasiyah. Khalifah al-Mahdi bin Mansur al-Abbas, suami Khaizuran, Khalifah al-Hadi dan Khalifah al-Rasyid adalah dua putranya.
Karena pengaruh itu, Khaizuran memiliki daya menggerakkan masyarakat Muslim di Arab. Khaizuran tampil sebagai salah satu sosok yang menaruh perhatian besar terhadap Nabi Muhammad beserta situs-situs sejarah peninggalan beliau.
Maulid Nabi di Indonesia
Nabi Muhammad diyakini lahir pada 12 Rabiul Awwal Tahun Gajah (570 Masehi). Momen ini juga dirayakan oleh masyarakat Muslim di Indonesia.
Ada beragam ekspresi peringatannya. Misalnya yang dilakukan masyarakat muslim Jawa, merayakan Maulid biasa diisi dengan dengan membaca Manakib Nabi Muhammad dalam Kitab Maulid Barzanji, Maulid Simtud Dhurar, Diba’, Saroful Anam, Burdah, dan lain-lain.
Sementara itu, di Sulawesi Selatan ada Maudu Lompoa atau Maulid Akbar. Dalam perayaan ini warga menggelar perayaan dengan mengarak replika perahu Pinisi yang dihias beraneka ragam kain sarung dan dipamerkan di tepi sungai.
Perayaan unik lainnya terjadi di Padang Pariaman, Sumatera Barat. Perayaan Maulid Nabi digelar dengan pernik Bungo lado, yaitu pohon hias berdaunkan uang.
Editor : Trisna Eka Adhitya