2. Disuruh menghadap baginda, diajak minum bersama. Menteri upapati berurut minum bergilir menyanyi. Nyanyian Manghuri Kandamuhi dapat sorak pujian. Baginda
berdiri, mengimbangi ikut melaras lagu.
3. Tercengang dan terharu hadirin mendengar suara merdu. Semerbak meriah bagai gelak merak di dahan kayu. Seperti madu bercampur dengan gula terlalu sedap manis. Resap membaru kalbu bagai desiran buluh perindu.
4. Arya Ranadikara lupa bahwa Baginda berlaku bersama Arya Mahadikara, mendadak
berteriak bahwa para pembesar ingin beliau menari topeng. “Ya!” jawab beliau;
segera masuk untuk persiapan.
5. Sri Kertawardana tampil ke depan menari panjak. Bergegas lekas panggung disiapkan di tengah mandapa. Sang permaisuri berhias jamang laras menyanyikan lagu. Luk suaranya mengharu rindu, tingkahnya memikat hati.
Mpu Prapanca pun terus menguraikan keindahan tarian Sang Prabu pada baris-baris berikutnya dalam pupuh 91 ini. Dalam uraian tersebutlah dapat dicermati bahwa Prabu Hayam Wuruk memang memiliki kegemaran menyanyi dan menari.
Editor : Trisna Eka Adhitya