get app
inews
Aa Read Next : Apa Itu Intisari Naluri Majapahit: Kesaktian

Kisah Arjunawiwaha di Candi Surawana Peninggalan Majapahit

Sabtu, 17 September 2022 | 10:13 WIB
header img
Candi Surawana peninggalan Majapahit menyimpan relief dari masa Airlangga. (Foto: Kedirikab.go.id)

KEDIRI, iNewsMojokerto.id - Candi Surawana adalah salah satu peninggalan Majapahit yang terletak di Desa Canggu, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Candi ini menyimpan kisah besar dalam pahatan indah pada permukaan batunya.

Candi Surowono peninggalan Majapahit berukuran kecil tetapi dipenuhi relief cantik. Salah satu kisah yaang terpatri pada bebatuannya adalah kisah Arjunawiwaha.

Dalam buku "Following The Cap-Figure in Majapahit Templess Relief", Lydia Kieven menyebutkan bahwa relief Arjunawiwaha yang dipahat pada dinding Candi Surawana ini didasarkan pada kakawin Arjunawiwaha yang disusun oleh Mpu Kanwa.

Kakawin Arjunawiwaha sendiri ditulis pada tahun 1035 M. Kitab ini digubah jauh di masa Prabu Airlangga.

Menurut Lydia, pemahatan kisah ini tampaknya ditempatkan dalam urutan yang kurang baik. Tidak ada arah prasawya yang jelas, juga tidak ada arah pradakshina.

Pengunjung yang ingin membaca narasi harus mulai di sisi timur, lalu kembali ke bagian pintu masuk di barat dan ikuti dinding utara, sebelum akhirnya membaca relief yang tersusun di selatan dinding. Panel panjang di sisi utara, timur, dan selatan masing-masing memiliki tiga adegan, sedangkan panel lain yang lebih kecil masing-masing memiliki satu adegan. 

Lydia mencoba menyusun kisah dalam relief ini menjadi sebagai berikut:

Adegan A 1: Dewa Indra mengirimkan widadari, bidadari surga, untuk menguji Kekuatan Arjuna dalam meditasinya. 
Adegan A 2: Widadari sedang mandi dan bersiap untuk merayu Arjuna. 
Adegan A 3: Sang widadari mencoba merayu Arjuna yang sedang bersemedi sembari dua pelayan, panakawan, menikmati kesenangan erotis. 
Adegan A 4: Setan Muka muncul di hutan dengan wajah buruk rupa. 
Adegan A 5: Muka yang berubah wujud menjadi babi hutan, mendekati Arjuna di hutan tempat dia bermeditasi. 
Adegan A 6: Arjuna dan seorang pemburu asing, yang merupakan Dewa Siwa yang menyamar, terlibat dalam perselisihan tentang siapa yang menembakkan panah ke babi hutan dan membunuhnya. 
Adegan A 7: Arjuna dan pemburu berkelahi satu sama lain. 
Adegan A 8: Arjuna memuja Siwa, yang telah mengambil bentuk dewanya lagi. 
Adegan A 9: Arjuna dan Widadari Suprabha dikirim oleh Indra ke istana iblis Niwakatawaca untuk menemukan titik kelemahannya. 


Adegan A10: Arjuna dan Suprabha bertemu bidadari surgawi lainnya. 
Adegan A11: Suprabha mendekati Niwatakawaca dan mencari tahu tentang titik lemahnya. 
Adegan A12: Arjuna membawa Suprabha menjauh dari Niwatakawaca, yang menginginkannya. 
Adegan A13: Arjuna berbaris dengan pasukan melawan Niwatakawaca.
Adegan A14: Arjuna menembakkan panah ke Niwatakawaca. 
Adegan A15: Niwatakawaca berdarah dari lidahnya, itulah titik lemahnya. Setan telanjang jatuh ke tanah. Seorang prajurit dengan topi diusir dari medan perang. 
Adegan A16: Setan telanjang saling berjatuhan.

Candi Surawana merupakan sebuah candi Hindu dari jaman Kerajaan Majapahit yang diperkirakan dibangun pada tahun 1390 M. Candi ini diyakini sebagai tempat pendharmaan bagi Wijayarajasa, Bhre Wengker, paman Prabu Rajasanagara.

Editor : Trisna Eka Adhitya

Follow Berita iNews Mojokerto di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut