MOJOKERTO, iNews.id - Teladan para raja Majapahit bisa dijadikan tolok ukur seorang pemimpin yang baik. Majapahit adalah satu-satunya kerajaan yang terbukti memiliki formula kesatuan untuk wilayah nusantara.
Keberhasilan para raja Majapahit dalam memimpin tidak lepas dari ajaran atau nilai-nikai kepemimpinan yang diyakini oleh masyarakat. Nilai-nilai tersebut tentu akan memberi manfaat seandainya bisa dipelajari, ditiru, dan dipraktikkan.
Salah satu sumber nilai kepemimpinan ternyata bisa ditemukan dalam lambang Surya Majapahit. Simbol matahari atau bintang segi delapan ini memiliki makna filosofi yang dikenal dengan sebutan 'hasta brata'.
Meski bersumber dari ajaran Hindhu, makna Hasta Brata juga diilhami sebagai filosofi oleh penganut agama lainnya. Salah satunya adalah Islam yang dibuktikan dengan keberadaan simbol Surya Majapahit di Masjid Agung Demak.
Delapan 'tangan dewa' di tiap surai sinar Surya Majapahit
Setiap surai atau sudut sinar Surya Majapahit menyimbolkan dewa tertentu. Delapan dewa tersebut adalah:
Batara Wisnu - Bantala (Bumi), Batara Bayu - Maruta (Angin), Batara Baruna - Samodra (Samudra) / (Air), Bethari Ratih - Candra (Bulan), Bathara Surya - Surya (Matahari), Bathara Indra - Akasa (Langit), Bhatara Brahma - Dahana (Api), dan Bhatara Ismaya - Kartika (Bintang).
Tiap dewa menyimpan sifat bijak tertentu yang bisa diturunkan sebagai filosofi nilai kepemimpinan. Berikut adalah lansiran Tim iNews dari laman Dinas Pariwisata Kabupaten Demak mengenai lambang Surya Majapahit.
1. Sifat Wisnu atau sifat Bumi. Sifat ini mencerminkan seorang pemimpin yang menjadi 'wadah' bagi rakyatnya. Sebagaimana bumi memberikan tempat hidup bagi manusia, hewan dan tumbuhan.
2. Sifat Bayu atau sifat Angin. Sifat ini memiliki makna seorang pemimpin harus dapat masuk (menyusup) ke segala tempat. Dalam khasanah falsafah Jawa, kemampuan ini diartikan sebagai suatu bentuk ketelitian (kecermatan) dan kehati-hatian.
Artinya, pemimpin yang menguasi sifat Angin adalah ia yang selalu terukur bicaranya dan tidak asal ngomong. Setiap perkataan seorang pemimpin hendaknya selalu disertai argumentasi serta dilengkapi data dan fakta.
3. Sifat Baruna atau sifat Samudra. Yang dimaksud adalah bagaimana seorang pemimpin memiliki kelapangan dada dan keluasan hati. Seorang pemimpin yang baik hendaknya menguasai sifat Samudra agar mampu menerima kritikan dengan lapang dada
Seorang pemimpin hendaknya siap diberi saran sekalipun itu oleh bawahannya. Tidak melihat siapa yang berbicara, tetapi apa yang dibicarakan. Seperti samudra, akan menyediakan waktu dan selalu terbuka untuk menampung keluhan rakyatnya.
4. Sifat Ratih atau sifat Bulan. Bulan bagi bumi adalah sumber cahaya bila malam tiba. Dengan demikian, sang bulan adalah sang penerang mahluk hidup dari kegelapan di bumi. Seperti itulah hendaknya seorang pemimpin menjadi sumber cahaya dan menentramkan hati rakyat.
5. Sifat Surya atau sifat Matahari. Jikanbulan adalah sumber cahaya, matahari diartikan sebagai sumber energi yang memberi kekuatan untuk menyokong kehidupan. Matahari memberikan kekuatan pada makhluk hidup yang ada di bumi.
Oleh karena itu, seorang pemimpin juga mesti menjadi sumber kekuatan rakyat. Terutama di saat sulit. Setiap kepemimpinan pasti akan diuji dan saat itulah seorang pemimpin bisa menyokong kehidupan rakyatnya.
6. Sifat Indra atau sifat Langit. Seorang pemimpin mestilah menjadi 'atap bagi penduduk bumi'. Artinya melindungi atau mengayomi rakyatnya. Langit juga menyimbolkan pemahaman ilmu pengetahuan yang tinggi.
7. Sifat Brahma atau sifat Api. Sifat api adalah membakar apa saja, tanpa pandang bulu. Dari kacamata falsafah Jawa, Api dimaknai secara positif sebagai simbol dari sifat yang tegas dan lugas. Atau sifat adil.
8. Sifat Ismaya atau sifat Bintang. Sifat bintang berkaitan dengan kehormatan. Bintang melukiskan posisi yang tinggi. Pemimpin yang menguasai sifat Bintang adalah pemimpin yang memiliki kepribadian mulia sehingga menempati posisi (maqam) yang terhormat dan dihormati. Ia dicintai rakyatnya dan disegani lawannya.
Itulah 8 sifat kepemimpinan dari teladan yang bisa diambil dalam lambang Surya Majapahit yang menyimbolkan Hasta Brata.
Editor : Trisna Eka Adhitya