Namun awalnya ia mengalami kerugian akibat banyaknya makanan yang terbuang lantaran tidak laku. Ia pun lantas berinovasi dengan membangun gudang spesial untuk mengatur waktu kerja para pegawai.
Caranya adalah memanfaatkan hari libur sebagai hari bekerja bagi Hero. Ketika kebanyakan supermarket tutup di hari libur, maka disitulah Hero meraih kesempatannya.
Dia membuat Hero menjadi pelopor hari belanja alternatif di Indonesia. Bisnis Hero Supermarket pun terus berkembang menjadi perusahaan ritel yang disegani di tanah air.
Satu cabang baru setiap tahun terus dilakukan sampai tahun 1980. Hingga kemudian Hero memiliki 9 cabang di Jakarta.
Tahun demi tahun Hero terus berkembang. Pada 1989 Hero sudah memiliki 26 gerai dan 3.000 pemasok.
Editor : Trisna Eka Adhitya