Sejak saat itu, dia banyak membintangi film-film era 1960-an seperti Notaris Sulami (1961), Bermalam di Solo (1962), dan Kartika Aju (1963). Rima sempat vakum dan kembali ke layar lebar di tahun 1969 lewat judul ‘Big Village’.
Karya-karya film yang pernah dibintanginya yakni Intan Berduri (1972), Perawan Malam (1974), Max Havelaar (Saijah dan Adinda) (1975), Di Balik Kelambu (1982), Kupu-kupu Putih (1983), Arini (Masih Ada Kereta yang Akan Lewat) (1987), Sesal (1994), Banyu Biru (2004), dan masih banyak lagi.
Selama menjadi seorang aktris di industri perfilman, Rima Melati juga meraih sejumlah apresiasi. Di antaranya penghargaan Piala Citra pada Festival Film Indonesia (FFI) 1973 dalam kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik dalam film Intan Berduri, serta beberapa kali masuk sebagai nominasi di ajang penghargaan yang sama.
Selama hidupnya, istri almarhum Frans Tumbuan ini juga tercatat membintangi sejumlah judul sinetron. Sinetron yang dibintanginya itu di antaranya Cinta Tak Pernah Salah, Mentari Di Balik Awan, Kabut Sutra Ungu, Candy, Buku Harian Nayla: 8 Tahun Kemudian, dan masih banyak lagi.
Di samping menjadi seorang artis, Rima Melati juga aktif mengampanyekan kesadaran kanker payudara melalui Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta. Sebab, Rima Melati merupakan seorang survivor, di mana pada tahun 1989, sang aktris sempat menderita kanker payudara. Usai menerima diagnosa itu, Rima Melati sempat menjalani perawatan hingga ke Belanda selama 1,5 tahun dan akhirnya dinyatakan sembuh total.
Editor : Trisna Eka Adhitya