Sebelum pandemi Covid-19, kunjungan wisatawan yang menaiki bangunan Candi Borobudur rata-rata 10.000 orang per hari. Selama pandemi Covid-19, pengelola menutup akses naik ke Candi Borobudur dan kunjungan wisatawan hanya sampai pelataran atau halaman candi.
Pihak pengelola sudah menyiapkan pemandu wisata atau tour guide di atas candi yang akan menjelaskan mengenai sejarah candi yang dibangun sejak 770 masehi tersebut. Selain itu, juga akan menerangkan mengenai relief di tiap dinding candi.
Edy menekankan, penetapan harga Rp750.000 bagi wisatawan lokal yang ingin menaiki candi bukan karena hal komersial. Pasalnya, pengelola pun memberikan akses khusus bagi pelajar yang ingin mempelajari Candi Borobudur dengan penetapan tarif Rp5.000 per siswa untuk naik ke atas candi.
"Sebagai wujud keberpihakan kita pada dunia pendidikan, maka untuk pelajar hanya ditetapkan Rp5.000. Inilah jawaban kenapa kok mahal, seolah-olah jadi komersial. Tidak, bukan komersial, alasannya beda-beda. Oleh karenanya untuk pelajar hanya Rp5.000," ujar Edy.
Dia menuturkan, keputusan harga tiket menaiki bangunan candi sebesar Rp750.000 untuk wisatawan lokal dan 100 dolar AS untuk wisatawan mancanegara (wisman). Adapun akses khusus kepada pelajar ini akan diberikan sebanyak 20 hingga 25 persen dari total kuota 1.200 orang per hari.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait