"Karena kami ingin seluruh masyarakat Kota Mojokerto sehat, semuanya bisa memiliki umur panjang yang produktif dengan derajat kesehatan yang maksimal," ungkap Ning Ita.
Selain melakukan deteksi dini, Ning Ita juga meminta agar baik para ASN maupun masyarakat untuk selalu menjaga pola hidup sehat. Ini juga sebagai upaya untuk membantu Pemkot dalam menekan angka penderita PTM yang mengalami peningkatan.
Kota Mojokerto sendiri di tahun 2020 sebanyak 14,9 persen atau setara 15.000 warga telah terjangkit PTM, sedangkan di tahun 2021, jumlahnya meningkat menjadi 28,6 persen atau sekitar 29.700 orang yang telah melakukan deteksi dini. Jumlah ini memang masih lebih rendah daripada rata-rata penderita PTM di Jatim dengan prosentase sebanyak 34 persen.
"Pelayanan kesehatan tidak hanya upaya kuratif, namun yang terpenting adalah justru preventif dan promotifnya, masyarakat kita sadarkan bagaimana agar mereka bisa menjalankan pola hidup yang sehat," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinkes PPKB Kota Mojokerto dr. Triastutik Sri Prastini mengatakan, PTM Hipertensi dan diabetes merupakan penyakit yang memiliki prevalansi tinggi.
"Bahwa dari 10 orang, 4 orang diantaranya adalah penderita hipertensi, dan hipertensi ini dikatakan sebagai silent killer," katanya.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait