Profil Multazamudz Dzikri, Aktivis Modal Cekak Sukses jadi Anggota DPRD Jatim

Trisna Eka Adhitya
Multadzamudz Dzikri saat pelantikan DPRD Jatim. (Foto: Istimewa)

"Sempat ada waktu itu, pembayaran uang tambahan SPP yang tidak jalan, awalnya SPP Rp 600 (ribu) jadi Rp 900 (ribu), yang 300 dialokasikan pada program pembinaan ke mahasiswa sejak Tahun 2009, 2010, 2011). Tiga tahun nggak jalan, Tahun 2011 kita demo, akhirnya program itu terlaksana di tahun 2011," jelasnya.

Menjadi seorang politisi dari Partai PKB telah ia jalani sejak lulus pada 2013. Kini, ia sukses sebagai legislator di DPRD Jatim. Sebagai seorang politisi, Azam nyaris hanya bermodalkan tekad dan kemampuannya di bidang legislatif semasa di kampus.

Bisa dibilang, modalnya cukup 'cekak', pas-pasan, alias bondo nekat secara materi. Modal cekak secara finansial tak menggoyahkan tekadnya menjadi seorang legislator. Akal cerdiknya memompa semangat, sisi lainnya, Azam memiliki modal sosial yang kuat di tanah kelahirannya. 

"Ya door to door, dan itu merata, hampir semua konstituen itu pernah tak masukin rumahnya," ucap Azam.

Seringkali membantu warga sekitar membuatnya di percaya secara penuh bisa membawa aspirasi warga Pasuruan-Probolinggo. Terbukti, Azam meraih suara cukup besar, 86.734 suara, dan paling muda di dapil tersebut.

Azam terhitung, mendaftarkan diri sebagai legislator untuk kedua kalinya. Pertama pada 2019 di lingkup kabupaten Pasuruan, dan gagal. Kegagalannya saat itu ia prediksi karena kurang total bertemu warga. Yang kedua pada 2024 ini, ia mendaftar ke wilayah yang lebih luas, yakni dapil Pasuruan-Probolinggo. 

Azam tumbuh besar sebagai seorang santri di Ponpes Sabilut Taubah, Kabupaten Pasuruan. Lulus dari SD Muhammadiyah Kabupaten Pasuruan pada 2002, Mts Negeri Kota Pasuruan pada 2005, kemudian lulus SMA 4 Kota Pasuruan 2008, S1 Jurusan Kependidikan Islam (KI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sunan Ampel Tahun 2013, dan S2 Pendidikan Islam di kampus yang sama pada 2017.

Azam juga cukup aktif di beberapa forum formal dan non formal. Dipercaya Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI Abdul Halim Iskandar, Azam kerap kali menjadi delegasi yang dikirim untuk studi banding mewakili Indonesia, dalam hal upaya pemajuan desa atau wilayah tertinggal bersama negara-negara tetangga.

Salah satunya mewakili Indonesia dalam Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD). Program ini adalah hasil kerjasama Kemendes RI dengan International Fund for Agriculture Development (IFAD) yang dilaksanakan Spanyol pada 2022.

Saat itu, Azam di percaya untuk memimpin rombongan perwakilan 16 Kepala Dinas DPMD se-Indonesia. Disana Indonesia diminta untuk memaparkan program pemberdayaan desa di wilayah timur.

Editor : Trisna Eka Adhitya

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network