Arie juga mengungkapkan, bahwa kegiatan kali ini merupakan kegiatan lanjutan dari program pelatihan Digital Skill yang telah diadakan sebelumnya bagi para siswa. Dimana Unicef mentargetkan pada akhir tahun ini, produk digital dari para siswa ini telah sangat siap untuk dipasarkan.
Selain itu, Unicef juga mendorong partisipasi anak untuk berani bicara tentang kebijakan publik. Aspirasi anak ini menjadi penting untuk membentuk karakter anak di masa depan.
"Inovasi itu tidak harus aplikasi teknologi, jadi suara anak indonesia yang disampaikan Forum Anak Jawa Timur dan Forum Anak Surabaya itu inovasi juga, mereka berani bilang dilarang rokok, tolong diblok situs porno, tolong dilarang judi online," pungkasnya.
Pada kesempatan ini, Rumah Anak Prestasi (RAP) juga mempresentasikan produk karya anak-anak disabilitas. Diantaranya adalah produk batik yang menjadi salah satu andalan mereka.
Kepala UPTD Kampung Anak Negeri di Dinas Sosial Kota Surabaya mengungkapkan, pengembangan bakat anak-anak disabilitas tidak terbatas pada pengembangan batik kreasi anak-anak.
"Rumah anak prestasi bukan hanya batik, tetapi juga ada pelatihan handycraft, ada sablon, ada menjahit, dan kebetulan yang kita bawa ini batik salah satu produk dari Rumah Anak Prestasi Kota Surabaya," ungkapnya.
Ia juga menceritakan, RAP merupakan tempat yang didirikan di empat lokasi yang tersebar di berbagai wilayah di Surabaya. Rumah Anak Prestasi (RAP) menjadi pelopor pemenuhan hak anak di Kota Surabaya.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait