MOJOKERTO, iNewsMojokerto.id - Momen sahur bukan hanya tentang memenuhi perut sebelum berpuasa, tetapi juga tentang menghidupkan niat yang penting dalam beribadah. Menurut pandangan ulama Asy-Syafi'iyah, membaca niat puasa Ramadhan menjadi langkah awal yang tak terpisahkan.
Dengan ucapan yang tulus, "نـَوَيْتُ صَوْمَ غـَدٍ عَـنْ ا َدَاءِ فـَرْضِ شـَهْرِ رَمـَضَانِ هـَذِهِ السَّـنـَةِ لِلـّهِ تـَعَالىَ", kita mengarahkan hati untuk menjalankan ibadah puasa dengan penuh kesadaran, menghadirkan makna yang lebih dalam dalam setiap detiknya.
Dengan menyadari pentingnya niat dalam memperkuat ikatan dengan Allah SWT, sahur tidak lagi hanya menjadi rutinitas, tetapi juga momen berharga untuk meneguhkan komitmen kita dalam berpuasa. Meski para ulama sepakat tentang keutamaan sahur, namun yang tak kalah penting, puasa tetap diperbolehkan tanpa sahur.
Mari kita jadikan setiap sahur sebagai kesempatan untuk menghidupkan niat yang tulus, membawa keberkahan dalam ibadah puasa kita.
Sementara Imsak, saat yang dinantikan, tidak hanya sekadar memberi tahu umat Islam tentang waktu puasa yang dimulai. Ia adalah panggilan spiritual untuk bersiap secara mental dan fisik, memperhitungkan saat-saat berharga menjelang fajar.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait