Jadikan Warga Mitra Usaha
Peran aktif warga desa menjadi kunci kesuksesan Wisata Sawah Sumber Gempong Desa Ketapanrame. Keterlibatan seluruh warga menjadikan destinasi wisata itu cepat berkembang dan survive.
Peluang itu sengaja diberikan kepada warga setempat agar bisa ikut merasakan manfaat atas keberadaan objek wisata tersebut. Mereka bisa mendirikan warung, kios, ikut jaga parkir atau bahkan berinvestasi dengan mengisi dan mengelola wahana permainan di objek wisata tersebut.
Warga Susun Sumber Gempong menjajakan hasil ladangnya di kompleks wisata. (Ihya' Ulumuddin).
"Di Dusun Sumber Gempong ini ada 160 KK (Kepala keluarga). Semuanya tertampung. Mereka bisa berinvestasi, menjadi mitra pedagang atau jaga parkir. Jadi tidak ada lagi yang menganggur," ujarnya.
Namun, untuk pemerataan, setiap KK hanya dibatasi menjadi mitra di salah satu unit usaha yang ada. Misalnya warga yang sudah menjadi mitra pedagang (membuka warung) tidak boleh berinvestasi di wahana permainan, begitu juga sebaliknya.
Besaran investasi juga dibatasi, maksimal Rp10 juta. Hal itu dilakukan agar tidak terjadi monopoli, sehingga warga yang kurang mampu juga bisa ikut berinvestasi.
"Kami buat model saham. Per lembarnya Rp1 juta. Kalau ikut Rp10 juta berarti dapat 10 lembar laba," ujarya.
Arifin mencontohkan, jika laba perlembar saham Rp150.000, maka warga yang berinvestasi Rp10 juta mendapatkan keuntungan Rp1,5 juta per bulan. Kendati demikian, faktanya lebih tinggi lagi. Rata-rata setiap mitra investasi dapat Rp2 juta per bulan.
Pendapatan tinggi itu didapat karena tingkat kunjungan Wisata Sawah Sumber Gempong cukup tinggi. Untuk hari-hari biasa misalnya, jumlah pengunjung rata-rata 500-1.000 orang. Sedangkan pada Sabtu dan Minggu rata-rata 5.000 orang.
Arifin mencatat, setiap bulan rata-rata setoran pendapatan dari semua mitra usaha mencapai Rp200 juta. Sedangkan setiap tahun, pendapatan bersih dari semua unit usaha desa tembus hingga Rp4,3 miliar.
"BUMDes hanya mengambil 10 persen. Sisanya kami kembalikan ke masyarakat. Untuk deviden, tambahan gaji kepala desa dan perangkat, insentif guru ngaji, santunan anak yatim hingga layanan kesehatan gratis untuk warga miskin," katanya.
Arifin bersyukur atas semua capaian itu. Sebab, desa yang dulunya miskin dan banyak pengangguran kini berangsur sejahtera. Bahkan Dusun Sumber Gempong yang masuk kategori paling miskin juga mulai berubah. Mereka kini bebas dari belenggu kemiskinan.
Arifin menceritakan, sebelum ada wisata, warga di Dusun Sumber Gempong hanya bergantung pada hasil pertanian. Sementara lahan pertanian di wilayah tersebut tidak produktif gegara sering banjir. Imbasnya, tanah tak begitu subur dan bulir padi menjadi kecil.
Masa sulit itu telah berlalu. Kini tidak ada lagi warga menganggur di dusun tersebut. Mereka bisa bekerja di tempat wisata mereka sendiri. Sementara lulusan SMA juga sudah banyak yang melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait