BANDUNG, iNewsMojokerto.id - Masyarakat Indonesia akan menghadapi fenomena alam supernew moon atau fase bulan baru yang bakal terjadi pada Sabtu (21/1/2023). Untuk itu, masyarakat diimbau untuk waspada terhadap potensi bencana alam yang akan terjadi.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung Teguh Rahayu mengatakan, banjir rob berpotensi bakal terjadi di beberapa wilayah pesisir di Indonesia, salah satunya Jawa Barat.
"Pantauan data water level dan prediksi pasang surut, banjir pesisir atau rob berpotensi terjadi di beberapa wilayah pesisir Indonesia, di antaranya Jawa Barat," kata Kepala BMKG Bandung, Selasa (17/1/2023).
Supernew moon berpotensi memicu banjir rob di pesisir Jawa Barat (Jabar). Peristiwa itu terjadi karena bersamaan dengan perigee atau jarak terdekat Bulan ke Bumi sehingga berpengaruh terhadap tinggi gelombang laut.
Teguh Rahayu menyatakan, potensi banjir rob diprediksi terjadi pada 17 Januari hingga 29 Januari 2023. Karena itu, masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan dan siaga.
Waktu potensi banjir rob di tiap wilayah, ujar Teguh Rahayu, berbeda-beda. Namun, secara umum akan berdampak terhadap aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir.
"Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut," ujar Teguh Rahayu.
Sementara itu, selain supernew moon, terjadi pula fenomena gerhana matahari total pada 20 April 2023. Untuk melihat gerhana matahari total, 4.000 kaca mata khusus akan dibagikan ke seluruh wilayah Indonesia.
Kaca mata khusus sengaja diproduksi oleh Observatorium Bosscha, Lembang, untuk mendukung pengamatan peristiwa alam yang cukup langka tersebut. Fenomena gerhana matahari total ini diperkirakan akan berlangsung selama 1 menit 14 detik di wilayah Indonesia bagian timur.
Dikatakannya, fenomena gerhana matahari total bisa dinikmati oleh masyarakat di wilayah Maluku dan Papua Barat. Sedangkan di wilayah Indonesia lainnya dapat menyaksikan fenomena itu sebagai gerhana matahari sebagian (GMS) dengan porsi tertutup matahari sekitar 30-90 persen.
Kaca mata khusus tersebut dirancang dengan menggunakan lapisan filter khusus agar masyarakat bisa mudah menyaksikan fenomena langka tersebut tanpa bahaya paparan cahaya matahari. Filter itu bisa menyaring energi matahari sampai 99,99 persen sehingga aman untuk diterima.
Paparan cahaya matahari jika dilihat secata langsung maka dapat merusak retina. Kerusakan retina bisa berupa penglihatan kabur dengan rentan waktu 1 jam sampai 1 Minggu.
Sedangkan risiko paling buruk bisa menyebabkan kerusakan permanen hingga kebutaan, karena lapisan retina berisi syaraf sensitif.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait