Kisah Perang 10 November dan Peran Ulama Cirebon

Nanda Alifya Rahmah
Perang 10 November. (Foto: Arsip Nasional)

Dikisahkan dalam pertempuran Surabaya ini, Kiai Abbas memerintahkan para laskar dan pemuda-pemuda yang akan berjuang melawan penjajah untuk mengambil air wudu dan meminum air yang telah diberi doa.

Setelah meminum air doa, para pemuda dan rakyat tanpa mengenal takut langsung menyerang tentara Belanda. Senjata mereka ialah bambu runcing dan parang.

Dalam pertempuran itulah ada sebuah kisah yang diyakini terjadi. Kiai Abbas dan para kiai lainnya disebut berada di tempat yang agak tinggi. 

Mereka memantau jalannya pertempuran. Dengan menggunakan sandal bakyak, Kiai Abbas berdiri tegak di halaman masjid sambil berdoa.

Berdasar karomahnya, beribu-ribu talu (penumbuk padi) dan lesung (tempat padi saat ditumbuk) dari rumah-rumah rakyat berhamburan terbang secara ajaib. Talu dan lesung ini pun menerjang serdadu-serdadu Belanda.

Editor : Trisna Eka Adhitya

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network