Hasil penelitian yang dilakukan tim BTNGR bekerja sama dengan tim peneliti dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Bogor bahwa berdasarkan uji DNA morel yang ada di Rinjani merupakan spesies Morchella crassipes, satu-satunya morel yang ditemukan pertama di hutan tropis Indonesia.
"Sampai sekarang, penelitian masih terus dilakukan agar plasma nutfah langka yang harganya cukup mahal itu bisa dibudidayakan oleh masyarakat di lingkar Gunung Rinjani," katanya.
Dia juga mengatakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memperingati Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) pada 5 November 2022, dengan mengangkat tema "Potensi plasma nutfah dan satwa Indonesia". Dia pun mengajak masyarakat NTB, khususnya di Pulau Lombok, untuk mengenal dan menjaga kelestarian plasma nutfah langka yang ada di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani itu.
"Ayo kenali dan cintai puspa dan satwa kita, menjaga kelestariannya demi keberlanjutan potensi plasma nutfah di bumi pertiwi," ujarnya.
Dikutip dari laman resmi Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK, jamur morel merupakan spesies jamur edible sebagai komoditas bernilai tinggi di pasaran internasional. Jamur morel merupakan hasil hutan bukan kayu yang telah mendatangkan devisa cukup tinggi di China, Amerika Utara, India, Turki dan Pakistan. Nilai komersial morel secara tahunan di Amerika Utara sekitar 5 juta-10 juta Dolar Amerika Serikat (USD).
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait