MOJOKERTO, iNews.id - Situs Sumur Windu Bejijong adalah satu titik wisata Majapahit. Situs ini terletak di Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan.
Jika mencari di internet, nama Sumur Windu akan dikaitkan dengan situs Sumur Windu Kendedes yang ada di Malang. Namun, ini adalah dua objek yang berbeda.
Situs Sumur Windu Bejijong titiknya tidak jauh dari Candi Brahu. Situs ini termasuk rangkaian wisata kawasan Trowulan.
Dilansir Tim iNews dari Disparpora Mojokerto, menurut legenda sumur ini adalah petilasan yang dibangun para Leluhur Desa Bejijong. Sumur ini bisa disebut sebagai markah wilayah Desa Bejijong.
Dahulu kala Desa Bejijong dikenal dengan nama Alasantan Bejijong. Alasantan Bejijong adalah sebuah wilayah yang sudah lama berada di kawasan Trowulan.
Wilayah ini termasuk desa yang ada sejak jaman kuna sebagai wilayah utama. Informasi tersebut didasarkan pada pesan yang tertulis pada Prasasti Alasantan.
Prasasti Alasantan Bejijong
Prasasti ini menjadi sumber utama informasi mengena kawasan Bejijong sebagai desa kuno. Prasasti yang terbuat dari tembaga atau perunggu ini sekarang disimpan di Museum Trowulan.
Bangunan yang dibuat masyarakat untuk menandai Sumur Windu. (Foto: Bejijong.com)
Prasasti Alasantan ditemukan terpendam di dalam tanah di area Candi Brahu. Prasasti ini berupa empat buah lempengan tembaga (Prasasti) bertuliskan huruf kuna.
Prasasti Alasantan dikeluarkan oleh Raja Mpu Sindok pada tahun 861 Saka atau tepatnya 9 September 939 M.
Dalam Prasasti ini berbicara tentang Sri Maharaja Rakai Halu Dyah Sindok yang memberikan tanah di wilayah Alasantan untuk digunakan pada tanggal 6 September 939 M. Tanah Sima (tanah hadiah pemberian raja) dimiliki oleh Rakryan Kabayan.
Oleh karena itu, jika berkunjung ke Candi Brahu sempatkan pula mengunjungi Sumur Windu. Masyarakat setempat percaya air Sumur Windu membawa berkah.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait