Kisah Tukang Pijat Dengan Bayaran Sukarela Berhasil Tunaikan Haji

Trisna Eka Adhitya
Heru Suyadi dan istri, seorang terapi pijat urat yang berangkat haji. (Foto: istimewa)

SURABAYA, iNews.id - Raut wajah sederhana tampak di wajah Heru Suyadi yang berprofesi sebagai terapi pijat urat. Siapa sangka dengan keahliannya sebagai terapi pijat urat yang penghasilannya tidak seberapa ini, ia mampu berangkat haji bersama sang istri. 

Bapak 4 anak dan 7 cucu asal Maospati, Sugihwaras, Magetan itu pun berbagi kisahnya bagaimana dapat berangkat haji. Ia mengaku bisa berhaji dari hasil jerih payahnya sebagai pijat urat yang ditekuninya selama 25 tahun. 

Hebatnya, selama menjalankan profesinya, dirinya mengaku tidak pernah menarget berapa biaya yang harus dibayarkan setiap pelanggannya. Meski hanya dibayar sukarela, namun ia mengaku bersyukur, karena semata-mata hanya ingin mencari keberkahan dari profesinya itu. 

"Alhamdulillah profesi ini membawa barokah, karena tidak memasang tarif dan sukarela. Meskipun secara medis mohon maaf nilainya lebih dari itu, tapi saya tidak mempedulikan itu yang penting kebarokahannya," kata Heru penuh syukur saat ditemui di Asrama Haji Debarkasi Surabaya, Selasa (19/7/2022). 

Namun justru karena penghasilan yang tidak seberapa itulah dirinya mampu mengumpulkan sedikit demi sedikit uang yang dikumpulkannya untuk ke Baitullah. Berbekal tekad dan niat yang kuat itulah pria yang bulan Agustus nanti akan genap berusia 55 tahun ini akhirnya mampu berangkat ke tanah suci.

Selain melakukan terapi pijat di Magetan, ternyata keahliannya juga ia terapkan selama berada di Arab Saudi. Sama seperti di kampung halaman, ia juga dengan sukarela membantu tim kesehatan yang tergabung dalam kloter 6. 

"Sewaktu saya koordinasi di Mekah, saya malah dengan bu Pita (tim kesehatan) diajak bergabung untuk saling membantu, beliau dokternya saya sebagai terapi pijatnya", tuturnya bangga. 

Sebetulnya, pria yang juga aktif mengurusi masjid dan umat ini dijadwalkan berangkat di tahun 2020 lalu. Namun karena adanya pandemi Covid-19, impiannya berhaji baru terlaksana di tahun ini. 

Ia merasa bersyukur dapat berangkat haji tahun ini. Pasalnya, ia bisa merasakan momen haji akbar dimana puncak ibadah haji atau wukuf yang dilaksanakan di hari terbaik yaitu Jumat. 

"Saya baru naik haji satu kali, tapi dinilai 70 kali karena haji akbar. Sebetulnya saya berangkat tahun 2020, tapi karena ada peristiwa corona jadi tahun 2021. Saya matur nuwun, dengan adanya corona, saya bisa haji akbar, kalau tidak ada peristiwa itu saya tidak bisa haji akbar," tandasnya.

Editor : Trisna Eka Adhitya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network