Ngeri, Aulia Sarah ungkap Pernah Bertemu Dengan Sosok Badarawuhi Asli

JAKARTA, iNews.id - Pemeran Badarawuhi dalam film KKN di Desa Penari, Aulia Sarah mengungkapkan pernah bertemu dengan sosok yang disebut sebagai Badarawuhi yang asli. Badarawuhi merupakan sosok siluman berpenampilan wanita cantik penunggu kawasan tempat KKN tersebut. 

Aulia mengaku mengalami sleep Paralysis sekitar pukul 03.00 dini hari. Dalam keadaan itu, artis berusia 30 tahun itu mengaku jika dirinya berada dalam kondisi antara sadar dan tak sadar. 

Baca Juga

Aduh, Film KKN di Desa Penari Belum Lunasi Janji ke Warga Sekitar

"Tiba-tiba aku ngerasa kayak jam 3-an pagi-pagi buta, aku kayak rep-repan gitu. Matanya kan agak kebuka-kebuka dikit gitu kan," ucap Aulia, seperti dikutip dari salah satu program talkshow di sebuah stasiun televisi swasta, Kamis (26/5/2022).

Dalam keadaan itu, Aulia mengaku melihat sosok yang menurutnya adalah Badarawuhi yang asli berada di hadapannya. Makhluk tersebut tampak sedang menari-nari di udara dan memiliki wajah persis seperti dirinya. 

"Aku ngelihat Badarawuhi ngambang, nari sambil senyum. Mukanya tapi muka aku," ujarnya.

Baca Juga

Film KKN di Desa Penari Pecahkan Rekor Penonton, Untung Puluhan Miliar Masuk Kantong

Seusai mengalami kejadian mistis itu, tiba-tiba Aulia mendapat kabar dari temannya. Sang teman memberi tahu informasi yang didapat dari seseorang indigo yang menyebut bahwa sosok Badarawuhi yang asli memang memiliki wajah yang mirip dengan Aulia. 

"Besoknya temen nge-chat, kirimin ada orang indigo katanya dia tahu sosok Badarawuhi yang asli mukanya persis kayak muka aku," ungkapnya. 

Sebagaimana diketahui, KKN di Desa Penari merupakan film yang diadaptasi dari cerita viral unggahan akun Twitter SimpleMan. Cerita ini disebut-sebut berasal dari kisah nyata sekelompok mahasiswa yang melaksanakan KKN pada 2009.

Badarawuhi inilah yang menjadi fokus utama dalam cerita mistis di film horor tersebut. Dia digambarkan sebagai sosok siluman berpenampilan wanita cantik, penunggu kawasan tempat KKN tersebut.
 

Editor : Trisna Eka Adhitya