Inovasi Teknologi Tepat Guna Karya Mahasiswa Untag Surabaya Dipamerkan untuk KKN Desa
SURABAYA, iNewsMojokerto.id – Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya memamerkan berbagai inovasi teknologi yang akan dibawa ke 23 desa binaan di Kecamatan Pacet dan Trawas, Kabupaten Mojokerto. Seluruh inovasi teknologi ini dibuat oleh mahasiswa untuk memperkuat ketahanan masyarakat sekitar.
Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat Kepada Masyarakat LPPM Untag Surabaya, Eko April Arianto, mengatakan KKN kali ini menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat melalui inovasi teknologi tepat guna dan penguatan ketahanan masyarakat.
“Setiap kelompok mahasiswa wajib menghasilkan empat inovasi teknologi. Inovasi ini diarahkan untuk menyelesaikan persoalan mitra, terutama yang berkaitan dengan produksi UMKM, kelompok tani, Pokdarwis, BUMDes, PKK, hingga Karang Taruna,” ujar Eko.
Dari 23 desa binaan di Mojokerto, mahasiswa menghasilkan sekitar 92 hingga 100 unit alat inovasi. Selain itu, mahasiswa juga melakukan berbagai kegiatan pendukung, seperti penyuluhan, pelatihan, pendampingan, hingga evaluasi dampak penerapan inovasi di masyarakat.
“Mahasiswa tidak hanya menyerahkan alat, tetapi juga harus mengukur dampaknya. Apakah ada peningkatan produktivitas, kualitas, variasi produk, atau dampak ekonomi bagi mitra,” katanya.
Selain inovasi alat, mahasiswa juga berkolaborasi dengan mitra desa untuk mengembangkan variasi produk, meski jumlah dan jenisnya disesuaikan dengan potensi masing-masing desa. Dengan demikian, Untag Surabaya berkomitmen agar mahasiswanya yang mengikuti kegiatan KKN mampu memberikan dampak yang nyata kepada masyarakat.
Menurut Eko, sejumlah desa yang menjadi lokasi KKN merupakan desa binaan Untag Surabaya yang telah didampingi secara berkelanjutan. Oleh karena itu, setiap kelompok mahasiswa diwajibkan melanjutkan program sebelumnya tanpa mengulang kegiatan yang sama.
“Pendekatannya berkelanjutan. Ada kesinambungan program agar problem desa benar-benar bisa diselesaikan secara bertahap,” jelasnya.
Pada tahun ini, Untag Surabaya juga menggandeng Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jawa Timur. Kerja sama tersebut dilakukan karena sebagian desa di Pacet dan Trawas masuk kategori waspada penyebaran narkotika.
“Mahasiswa dibekali materi P4GN langsung dari BNN. Saat terjun ke masyarakat, mereka wajib melakukan penyuluhan pencegahan penyalahgunaan narkotika, mulai dari remaja hingga anak-anak usia sekolah dasar,” ungkap Eko.
Secara total, Untag Surabaya menerjunkan sekitar 1.200 mahasiswa dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) berbasis community service pada semester ini. Program tersebut difokuskan di 23 desa binaan di Kecamatan Pacet dan Trawas, Kabupaten Mojokerto, serta delapan kelurahan di Kota Surabaya.
Sementara itu, sekitar 700–800 mahasiswa KKN ditempatkan di Kota Surabaya dengan fokus pada penguatan Program Kampung Pancasila. Kontribusi mahasiswa diarahkan pada isu urban farming, penanganan stunting, pengelolaan sampah, P4GN, serta pendampingan UMKM, termasuk pengurusan legalitas usaha seperti NIB, PIRT, dan sertifikasi halal.
“KKN ini kami kemas sebagai mata kuliah community service yang dikelola LPPM. Di Surabaya fokusnya Kampung Pancasila, sedangkan di Mojokerto pada pengembangan pariwisata desa, UMKM, dan sumber daya manusia,” tambahnya.
Salah satu peserta KKN, Wanda Widiantika, mahasiswa Teknik Industri, mengungkapkan kelompoknya yang ditempatkan di Desa Warugunung, Pacet, mengembangkan sejumlah alat inovasi, seperti kompor berbahan bakar oli bekas, pencacah sampah organik, alat penyerut singkong, dan tempat sampah otomatis.
“Kompor dari oli bekas ini sudah diuji coba, tidak berasap dan tidak berbau. Dari sisi efisiensi, bisa lebih hemat hingga sekitar 30 persen dibanding LPG,” kata Wanda.
Ia berharap kegiatan KKN ini dapat meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan ekonomi desa.
“Harapannya warga menjadi lebih produktif dan potensi desa bisa dimaksimalkan agar ekonominya berkelanjutan,” ujar mahasiswa angkatan 2022 ini.
Program KKN Untag Surabaya di Mojokerto dijadwalkan berlangsung mulai 7 hingga 18 Januari 2026 mendatang, dengan evaluasi dampak dilakukan sebelum mahasiswa kembali dari lokasi pengabdian.
Editor : Trisna Eka Adhitya