Kritik Pedas Khofifah Soal Independensi PMII, Pembubaran KOPRI Hingga Terkooptasi Parpol
MOJOKERTO, iNewsMojokerto.id – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat pidato acara menandai Kick-off Harlah ke 58 Korps PMII Putri (KOPRI) di Ponpes Amanatul Ummah, Pacet Mojokerto melontarkan kritik pedas terhadap independensi organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Perempuan yang pernah menjabat sebagai Ketua KOPRI PB PMII periode 1988-1991 itu menyatakan secara tegas kontribusinya dalam pembentukan KOPRI.
"Saya yang bikin (Korps PMII Putri, KOPRI). Saya yang bikin. Melibatkan sangat banyak alumni dari Jogja," ujar mantan Menteri Sosial (Mensos) itu dalam pidatonya di
Tokoh senior PMII tersebut juga mengecam keras tindakan pembubaran KOPRI di masa lalu, yang disinyalir karena adanya resistensi internal terhadap eksistensi organisasi perempuan tersebut.
"Tidak sembarangan, tiba-tiba berikutnya 'brek' dibuang karena kemudian dibubarkan. Sahabat sendiri yang menempatkan perempuan tidak keren," kritik Khofifah.
Poin utama kritik Khofifah menyentuh independensi PMII. Khofifah menuduh bahwa organisasi tersebut saat ini telah terkooptasi atau menjadi subsistem dari partai politik tertentu. Hal ini terlihat dari perlakuan terhadap para senior atau alumni yang berbeda afiliasi politik, termasuk dirinya.
"Saya sangat sering kemudian tidak dianggap menjadi bagian ini karena saya beda afiliasi partai politik," ungkapnya.
Khofifah mempertanyakan klaim independensi PMII, yang menurutnya tidak jujur. Ia bahkan menyebut namanya hilang dan tidak dicatat dalam Asosiasi Alumni PMII lantaran dianggap tidak segerbong politik.
"Benar Sahabat independen? Atau Sahabat sudah terkooptasi oleh salah satu partai politik? Benar Sahabat independen? Atau Sahabat sudah menjadi subsistem dari sistem partai politik tertentu? Lho, jujur. Benar apa benar?" tegas Khofifah.
Mengakhiri pidato, Khofifah menyerukan agar momentum Harlah ke-58 menjadi titik tolak bagi lahirnya KOPRI baru. Ia menekankan agar KOPRI kembali pada semangat idealisme, komitmen, progresivitas, dan pergerakan intelektualitas. Khofifah juga menempatkan KOPRI sebagai lembaga kaderisasi strategis untuk bangsa.
"Mari kita melahirkan PMII Putri yang baru dengan jiwa idealisme, komitmen, progresivitas, dengan pergerakan intelektualitas, dan semua akan menjadi bagian dari starting point kita menuju KOPRI baru," serunya.
Khofifah secara eksplisit mengajak seluruh elemen organisasi, baik putra maupun putri, untuk mengumpulkan tulang-tulang yang sudah berserakan dengan menempatkan KOPRI sebagai tempat menyiapkan pemimpin masa depan Indonesia. "Kalau mau cari pemimpin di Indonesia, mas carilah lewat KOPRI PMII Putri!" pungkasnya.
Editor : Zainul Arifin