Bantah Ada Bullying, Pondok di Sumobito Jombang Ungkap Penyebab Tiga Santri Kabur
JOMBANG, iNewsMojokerto.id - Pondok Pesantren di Kecamatan Sumobito, Jombang membantah tiga anak santri yang kabur merupakan korban bullying atau perundungan. Mereka yakni AFD (12) dan AH (10) asal Kecamatan Wonosalam Jombang serta MK (12) asal Sooko, Mojokerto. Ketiganya siswa sekolah dasar (SD) di kecamatan setempat.
Pihak pondok menyebut mereka kabur disebabkan masalah utang. Salah satu santri tersebut memiliki utang terhadap teman satu kelasnya.
"Bukan masalah bullying, kalau bullying di pondok kami itu tidak ada. Masalahnya salah satu dari santri tadi punya masalah utang piutang dengan teman satu kelas yang ada di sekolahnya," kata ketua pengurus Pondok, Sulton Haikal (20) kepada wartawan.
Utang itu, disebut Sulton sebesar Rp45 ribu yang dipakai untuk beli mainan layang-layang. Karena si santri itu tidak punya uang untuk melunasi utangnya hingga tenggang waktu, maka memutuskan untuk pulang dengan mengajak dua temannya. "Yang bersangkutan itu memutuskan untuk pulang karena takut ditagih," ujarnya.
Sulton menegaskan permasalahan yang dihadapi oleh santri itu berada di luar pondok dan tidak diketahui oleh pihak pengurus. Bahkan, Sulton mengaku sempat kaget di saat santri itu pulang, teman sekolahnya datang ke pondok untuk menagih utang.
"Jadi pas santri itu pulang, yang nagih utang itu datang menemui pengurus menyampaikan kalau yang bersangkutan punya utang. Sekarang utangnya sudah saya lunasi," tandasnya.
Sulton kembali menambahkan bahwa pemberitaan di semua media saat itu kurang tepat. Sebab, dirinya memastikan tidak peristiwa bullying seperti yang disampaikan oleh santri yang kabur. Saat ini ketiga santri yang kabur telah kembali menjalani aktivitas belajar di pondok pesantren.
"Jadi berita yang ada di media media itu menurut saya kurang tepat, mungkin karena anak kecil dia itu takut, sehingga mencari kebenaran yang dianggap benar akhirnya dia bisa seperti itu," katanya.
Tiga orang santri kabur dari salah satu Pesantren di Kecamatan Sumobito, Jombang dan ditemukan warga di kawasan ruang taman hijau Mojoagung, Selasa (22/7/2025) pukul 06.00 WIB. Mereka AFD, AH dan MK (12) kemudian diamankan petugas pemadam kebakaran pos Mojoagung.
Kepada petugas damkar, mereka mengaku kerap mendapat perundungan (bullying) dari kakak kelas atau seniornya. Saat itu, ketiganya diduga tidak kuat dengan perlakuan itu, akhirnya memutuskan untuk meninggalkan tempat mereka menimba ilmu.
Editor : Zainul Arifin