MOSKOW, iNews.id – Rusia tak tinggal diam akibat berbagai sanksi ekonomi yang dijatuhkan Amerika Serikat bersama sekutunya. Rusia membalas dengan menghentikan memasok mesin roket ke AS.
Dilansir dari Reuters, keputusan tersebut disampaikan Dmitry Rogozin selaku Kepala Roscosmos (Badan Antariksa Rusia), Kamis (3/3/2022). Dimana selain menghentikan pasokan mesin, Rusia juga akan menghentikan layanan servis roket yang sudah dikirim Rusia ke AS di masa lalu.
Rogozin mengungkapkan, AS masih memiliki 24 mesin yang butuh membutuhkan perawatan secara berkala. Sekarang, mesin-mesin itu akan dibiarkan tanpa bantuan teknis dari para ahli Rusia.
“Dalam situasi seperti ini, kami tidak dapat lagi memasok Amerika Serikat dengan mesin roket kami yang terbaik di dunia. Biarkan mereka terbang dengan sesuatu yang lain,” kata Rogozin seperti disiarkan oleh televisi Pemerintah Rusia.
Menurut dia, Rusia telah mengirimkan total 122 mesin RD-180 ke AS sejak 1990-an. Sebanyak 98 di antaranya telah digunakan untuk menggerakkan kendaraan peluncuran Atlas.
Moskow sebelumnya juga menyatakan telah menangguhkan kerja sama dengan Eropa dalam peluncuran luar angkasa dari pelabuhan antariksa Kourou di Guyana Prancis. Keputusan itu sebagai tanggapan atas sanksi Barat terkait invasi Rusia ke Ukraina.
Berbagai macam sanksi datang secara beruntun kepada Rusia, setelah negeri beruang merah itu melancarkan invasi ke Ukraina sejak pekan lalu.
Rusia semakin terisolasi setelah pesawatnya dilarang terbang di wilayah udara Eropa dan Kanada. Selain itu, sejumlah bank Rusia kini juga dikeluarkan dari sistem perbankan internasional SWIFT. Sanksi Barat membawa Rusia jatuh ke dalam jurang krisis ekonomi belum pernah terjadi di negara bekas Uni Soviet itu sebelumnya. Nilai tukar rubel terhadap dolar AS jatuh ke titik paling parah dalam sejarah.
Selain mendepak bank-bank Rusia dari SWIFT, Barat juga membekukan aset tokoh-tokoh penting negara itu. Perusahaan-perusahaan global juga mengumumkan untuk hengkang dari Rusia. Hal itu sebagai tindak lanjut dari sanksi Barat dan wujud protes atas invasi Rusia ke Ukraina.
Editor : Trisna Eka Adhitya