TEL AVIV, iNewsMojokerto.id - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menginstruksikan para menteri untuk tidak membuat pernyataan publik terkait isu keamanan dalam beberapa hari kedepan. Hal ini dilakukan untuk menghadapi serangan Iran pasca pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran.
Stasiun televisi Israel Kan melaporkan Netanyahu memperingatkan para menteri agar tidak membahas masalah keamanan dalam beberapa hari mendatang dengan alasan isu kritis dari situasi yang tengah berlangsung. Israel terus dihujani roket-roket dari kelompok Hizbullah Lebanon yang membalas kematian komandan senior mereka, Fuad Shukr di Beirut.
Menurut laporan Kan, Iran diyakini akan melakukan serangan lebih masif dan luas daripada gempuran 200 drone dan rudal pada April lalu.
"Penilaian terbaru di Israel menunjukkan, Iran tetap bertekad untuk melancarkan serangan ini meskipun ada indikasi bahwa Iran mungkin akan membatalkannya karena tekanan politik," demikian laporan Kan, seperti dilaporkan kembali Anadolu, Senin (12/8/2024).
Berdasarkan hasil penilaian otoritas Israel saat ini, Iran telah merencanakan serangan berskala besar terhadap titik-titik strategis penting di Israel.
"Waktu pasti serangan Iran ini masih belum diketahui, tetapi mengingat adanya pertukaran ancaman yang sedang berlangsung antara Iran dan Israel, beberapa hari mendatang diperkirakan akan sangat menegangkan,” demikian isi laporan.
Misi diplomatik Iran di PBB menegaskan serangan terhadap Israel merupakan perintah langsung dari pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei dan pasti dilakukan. Serangan pembalasan itu akan dilakukan pada waktu yang sesuai.
Hal senada disampaikan Menlu Iran Ali Bagheri Kani kepada mitranya dari Belgia, Hadja Lahbib, dalam percakapan telepon akhir pekan lalu. Menurut Kani, pembalasan Iran diperlukan guna menjaga keamanan nasional, integritas teritorial, dan kedaulatan negara.
Diplomat tertinggi Iran itu menambahkan, Israel juga telah melanggar stabilitas dan keamanan di Asia Barat dengan menargetkan sekolah di Gaza yang menewaskan sedikitnya 100 orang. Sekolah itu menampung para pengungsi yang telantar lantaran rumah mereka hancur dalam perang.
"Membunuh orang-orang tak berdosa yang sedang beribadah di sana, menyerang daerah permukiman di Beirut, dan secara pengecut membunuh pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran," kata Kani.
Editor : Trisna Eka Adhitya