SURABAYA, iNewsMojokerto.id - Pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Surabaya Waterfront Land (SWL) dipastikan akan merubah tatanan Kota Surabaya secara besar-besaran. Kemajuan Kota Surabaya dari kawasan pesisir menjadi salah satu jaminan jika proyek ini sukses dilakukan.
Proyek yang akan mereklamasi laut seluas 1.084 hektare ini memang akan merubah wajah Kota Pahlawan. Proyek ini akan membentang sepanjang pesisir pantai dari Surabaya utara (Kenjeran) hingga selatan (Rungkut).
Untuk memuluskan proyek itu, sosialisasi pun terus dilakukan PT Granting Jaya selaku operator PSN SWL. Pada Kamis (25/7/2024) dilakukan sosialisasi bersama Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Surabaya, aktivis lingkungan, dan para akademisi.
Agung Pramono selaku juru bicara PT Granting Jaya mengatakan sosialisasi bersama Organisasi Masyarakat, LSM, dan Organisasi Profesi untuk mendapatkan masukan-masukan terkait rencana PT. Granting Jaya dalam pengembangan kawasan pantai pesisir SWL.
“Kami dari pengembang mengucapkan terimasih kepada semua elemen masyarakat yang telah memberikan masukan-masukan yang bagus. Kami selaku pengembang pun telah melakukan interaksi untuk menjelaskan dan juga mendapatkan masukan,” kata Agung Pramono kepada para wartawan ketika usai sosialisasi, Kamis (25/07/24) siang.
Rancangan pembangunan SWL tersebut rencananya terdiri dari 4 blok. Dengan nilai investasi sebesar Rp72 triliun, proyek ini akan mengubah wajah Kota Pahlawan menjadi waterfront ala Singapura.
"Proyek ini akan dimulai setelah izin reklamasi keluar, yang diharapkan selesai dalam waktu dekat. Kami akan segera melakukan sosialisasi kepada para nelayan dan pihak terkait lainnya," ujar Agung.
Blok A, memiliki luas 84 hektare dengan fungsi menjadi pusat pariwisata dan hunian, lengkap dengan perkantoran, hotel, ruko, dan kawasan rekreasi. Blok ini juga akan memiliki area konservasi mangrove yang memperkaya ekosistem pesisir.
Blok B seluas 120 hektare akan didedikasikan untuk zona perikanan. Blok ini akan dilengkapi dengan pelabuhan modern, pasar ikan segar, cold storage, pusat lelang perikanan, fasilitas pemeliharaan kapal, pusat perbelanjaan, industri olahan hasil laut, UMKM hasil laut, balai latihan perikanan, pusat pembibitan serta perumahan nelayan modern.
Blok C seluas 260 hektare akan menjadi zona kemaritiman, menampung kompleks marina, museum maritim nasional, convention center, hotel, dermaga, pusat pengembangan ilmu pengetahuan kemaritiman, perguruan tinggi aspek kemaritiman, ruko, area komersial, villa estate, apartemen, dan kompleks pendidikan umum.
Blok D utara seluas 620 hektare akan menjadi pusat hiburan dan bisnis, dengan hall pertunjukan, hotel, apartemen,kompleks ruko, SWL Square, pasar produk ekonomi kreatif, dan industri zero emission yang ramah lingkungan.
Agung Optimistis, SWL bisa menjadi wajah baru dalam menopang pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Lebih lagi, bisa menjadi pusat ekomomi ataupun transit jalur dagang.
"SWL akan menjadi salah satu kunci dalam memaksimalkan potensi Surabaya sebagai pusat ekonomi dan logistik di kawasan timur Indonesia," pungkas Agung.
Editor : Trisna Eka Adhitya