“Oleh sebab itu pada tahun 2024, direncanakan akan ada tambahan 160 guru yang akan dilatih dan tambahan 1.200 remaja akan dijangkau,” jelasnya.
Dalam kunjungannya ke Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota Surabaya, tim dari UNICEF serta Pemprov Jatim dan ITS mencoba untuk berdialog langsung dengan pemangku kepentingan utama seperti tutor, kepala sekolah, dan juga pihak swasta sebagai mentor.
Bahkan, mereka juga berdiskusi langsung dengan remaja tentang implementasi program di lingkungan pendidikan non formal. Mereka menyerap banyak masukan terkait laju program, tantangan, rekomendasi, dan saran ke depan dalam pengembangan program.
“Kami juga ingin mendapatkan masukan terkait kebermanfaatan serta daya jangkau pada para remaja yang bisa terlibat secara langsung, ini akan menjadi masukan untuk perencanaan program ke depannya” ungkapnya.
Kepala Bidang Paud dan Pendidikan Non Formal Dinas Pendidikan Kota Surabaya Mohammad Sufyan mengatakan, pengembangan digital skill yang digagas oleh Unicef bisa dikembangkan di berbagai LKBM yang ada di Surabaya. Sehingga banyak remaja yang bisa terpapar kemampuan di berbagai bidang, termasuk digital skill.
“Kami ada 34 LKBM di Surabaya, harapannya tahun ini mereka bisa ikut serta dalam kegiatan baik ini, termasuk pengembangan di bidang yang bermanfaat bagi masyarakat,” jelasnya
Editor : Trisna Eka Adhitya