TULUNGAGUNG, iNewsMojokerto.id - PT Setia Kawan Sejahtera, pelopor industri daur ulang sampah kertas di Tulungagung, mengambil langkah besar menuju energi bersih dengan menandatangani kerjasama pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap berkapasitas 1,59 Megawatt Peak (MWp). Proyek ambisius ini merupakan hasil kolaborasi dengan PT Investasi Hijau Selaras dan melibatkan investasi sebesar Rp20 miliar.
Penandatanganan perjanjian berlangsung di Tulungagung, dengan Calvin Handoko, Kepala Produksi PT Setia Kawan Sejahtera, dan Thio Ariyanto, Direktur PT Investasi Hijau Selaras, sebagai penandatangan.
"Sejak berdiri 30-40 tahun lalu, PT Setia Kawan Sejahtera berkomitmen kuat untuk menjadi industri ramah lingkungan," kata Calvin Handoko.
"Kami mengolah sampah kertas menjadi produk bernilai jual, dan kini, dengan PLTS Atap, kami ingin menunjukkan komitmen kami terhadap isu go green dan industri hijau." lanjutnya.
Setiap bulan, PT Setia Kawan Sejahtera mengolah sekitar 50.000 ton sampah kertas dari pengepul di Jawa Timur dan Jawa Tengah menjadi produk kertas siap jual. Langkah terbaru ini memperkuat posisi perusahaan sebagai pelopor industri eco-friendly.
PLTS Atap ini akan menggantikan 5-10% kebutuhan listrik pabrik yang biasanya disuplai oleh PLN, sehingga mengurangi biaya dan beban listrik dari PLN. "Kebutuhan listrik kami cukup besar karena pabrik ini merupakan yang terbesar di Tulungagung," ujar Calvin. Dukungan penuh dari PLN Kediri dan pemerintah daerah sangat membantu kelancaran proyek ini.
Thio Ariyanto dari PT Investasi Hijau Selaras menyebutkan bahwa pembangunan PLTS Atap ini menunggu izin dari PLN yang diperkirakan keluar pada bulan Juni.
"Kami berharap izin ini segera terbit sehingga pembangunan bisa dimulai," ujarnya.
Proyek ini diharapkan selesai dalam 5-6 bulan dan mulai beroperasi pada Desember. PLTS Atap akan dibangun di atas atap pabrik seluas 1,5 hektar dan melibatkan pemasangan 3.400 panel surya. "Ini adalah proyek pertama di Tulungagung, dan kami berharap banyak industri lain akan mengikuti jejak kami," kata Thio.
Dengan meningkatnya kesadaran akan global warming dan ekonomi hijau, semakin banyak industri di Indonesia yang beralih ke panel surya. "Kami tengah menggarap 10 proyek PLTS Atap di berbagai daerah, termasuk Sumatera, Jawa, dan Bali," tambah Thio.
Investasi dalam PLTS Atap tidak hanya untuk memenuhi kewajiban energi terbarukan, tetapi juga untuk meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat dan menghemat biaya. "Global warming adalah isu global, dan semua orang berupaya mengurangi emisi. Inisiatif ini adalah langkah nyata kami dalam mendukung tujuan tersebut," tutup Thio.
Editor : Arif Ardliyanto