MOJOKERTO, iNewsMojokerto.id - Ini awal mula Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu. 14 Agustus menjadi tanggal penting dalam gerbang akhir Perang Dunia II sekaligus pengantar kemerdekaan Indonesia.
Tepat 78 tahun lalu, Jepang menyerah tanpa syarat kepada pihak sekutu pasca dua buah bom atom monumental sepanjang sejarah.
Pada tahun 1945, seluruh dunia mengingat Amerika Serikat menjatuhkan dua bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang. Ledakan ini menyebabkan kerusakan besar dan korban jiwa yang juga sangat besar.
Bom atom pertama, yang disebut "Little Boy," dijatuhkan pada 6 Agustus di Hiroshima, diikuti oleh bom atom kedua, "Fat Man," dijatuhkan pada 9 Agustus di Nagasaki.
Serangan tersebut akhirnya memaksa Jepang untuk menyerah dan mengakhiri Perang Dunia II. Kerusakan besar dan korban jiwa yang sangat besar, membuat Jepang menyadari kekuatan destruktif bom atom dan kesulitan untuk melanjutkan perang.
Oppenheimer, Nama di Balik Aksi Jepang Menyerah Tanpa Syarat 14 Agustus 1945
Bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki selama Perang Dunia II dibuat oleh Amerika Serikat. Tim pembuatnya dikenal dengan nama "Proyek Manhattan".
Tim ilmuwan dan insinyur dari Proyek Manhattan bekerja di bawah pimpinan J. Robert Oppenheimer. Ya, sosok Oppenheimer yang belakangan ramai diperbincangkan dalam film populer garapan Christian Nolan.
Oppenheimer bekerja untuk pemerintah Amerika untuk mengembangkan dua jenis bom atom yang berbeda: "Little Boy" untuk Hiroshima dan "Fat Man" untuk Nagasaki.
"Little Boy" dibuat menggunakan mekanisme fisi uranium-235, sementara "Fat Man" menggunakan desain plutonium-239. Keduanya adalah bom atom pertama yang digunakan dalam pertempuran dan memiliki dampak yang besar terhadap akhir Perang Dunia II.
Efek Bom Atom Oppenheimer bagi Perang Dunia II
Kehancuran Kota Hiroshima dan Nagasaki di satu sisi, serta pintu masuk terwujudnya kemerdekaan Indonesia di sisi lain. Keduanya adalah efek besar bom atom bikinan Oppenheimer.
Pada tanggal 14 Agustus 1945, Kaisar Jepang Hirohito secara resmi mengumumkan penyerahan Jepang kepada Sekutu dalam sebuah pidato radio. Keputusan untuk menyerah ini datang setelah serangkaian peristiwa penting yang memengaruhi keputusan tersebut.
Tekanan bagi Jepang diperparah oleh Uni Soviet (Sekutu) juga menyatakan perang terhadap Jepang pada tanggal 8 Agustus 1945, dan mulai menginvasi wilayah utara Jepang. Ini menyebabkan kekhawatiran bahwa Jepang akan terjepit di antara serangan dari dua pihak yang kuat.
Kombinasi dari serangan bom atom, invasi Soviet, dan kondisi ekonomi dan militer yang semakin memburuk, membuat pemerintah Jepang menyadari bahwa mereka tidak dapat melanjutkan perang dengan harapan menang.
Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk menerima persyaratan penyerahan yang diajukan oleh Sekutu.
Pada tanggal 15 Agustus 1945, Hirohito secara resmi merekam pesan penyerahan yang dibacakan di seluruh negeri.
Ini menandai akhir Perang Dunia II dan dimulainya periode pendudukan Sekutu di Jepang untuk membantu dalam pemulihan dan restrukturisasi negara tersebut.
Editor : Trisna Eka Adhitya