Seiring dengan keputusan tersebut, pihak penyelenggara meminta kepada ASEAN dan pemerintah Indonesia untuk berdialog dengan kelompok-kelompok yang terpinggirkan. Termasuk mereka yang didiskriminasi berdasarkan orientasi seksual, identitas gender, ekspresi gender, dan karakteristik seks mereka (SOGIESC).
Dalam pernyataan resmi pihak penyelenggara, disebutkan adanya cita-cita untuk menciptakan kawasan ASEAN yang inklusif.
"Visi bersama kami tentang kawasan ASEAN yang inklusif didasarkan pada keberadaan ruang aman bagi masyarakat sipil dan pemegang hak untuk belajar tentang lembaga tersebut, untuk membahas masalah yang penting bagi mereka," ucapnya.
"Lalu untuk secara kolektif menggunakan hak kami untuk secara bebas mengekspresikan pandangan kami tentang bagaimana ASEAN memajukan atau tidak hak asasi masyarakat kita," tambahnya.
Kini dipastikan bahwa kegiatan pertemuan komunitas LGBT se-ASEAN tersebut akan dilaksanakan di luar Indonesia.
Editor : Trisna Eka Adhitya