MOJOKERTO, iNewsMojokerto.id - Bangsa Persia kuno memiliki sejarah keagamaan yang panjang. Salah satu kisah sejarah agama Persia kuno adalah Zoroastrianisme.
Agama bangsa Persia Kuno ini disebut sebagai agama monoteis tertua di dunia. Bagaimana konsep agama imperium Persia ini?
Konsep dasar agama Zoroastrianisme atau dikenal pula dengan nama Mazdayasna sedikit banyak mirip dengan agama monotheis yang berkembang saat ini. Agama ini mengenal pula konsep nabi dan sejumlah kesamaan lain dengan agama Samawi.
Dikutip dari laman Surfiran, agama Zoroastrianisme mengenal salah satu utusan (nabi) bernama Zoroaster atau Zarthost atau Zarathustra. Ia dikirim oleh entitas Tuhan yang dikenal dengan nama Ahura Mazda.
Bangsa Arya pagan, yang kemudian pindah ke Iran dan India, tampaknya percaya pada jajaran dewa dan dewi antropomorfis. Para dewa dewi ini merupakan simbolisasi aktivitas manusia seperti peperangan atau menggembalakan ternak, fenomena alam seperti badai atau api, makhluk surgawi, benda alam semesta, bulan, matahari, bintang terang, dan sebagainya.
Ini dimulai pada abad 7 SM. Meski demikian, ada banyak alasan untuk mencurigai waktu yang jauh lebih awal.
Nabi Zoroaster mengajarkan agama ini melalui himnenya (the Gathas) suatu bentuk dualisme: Ahura Mazda (kemudian dikenal sebagai Ohrmazd), dewa penciptaan, berusaha untuk mengajarkan kebaikan; Angra Mainyu (kemudian Ahriman), dewa kehancuran, meriwayatkan kejahatan.
Kitab agama Zoroastrianisme terbagi menjadi dua bahasa yaitu bahasa Zendi dan Pahlavi. Kitab yang pertama adalah Avesta, dan yang kedua adalah Dasatir.
Kitab Avesta berisi pengajaran dan doa-doa. Sementara itu Kitab Dasatir adalah teks pengajaran agama, konsep teologi, penglihatan masa depan, nubuat nabi akhir zaman yang diturunkan dari era Mahabad (nabi sebelum Zarthost) sampai Raja Kisra (Khosrau II).
Adapun kesamaan sejumlah konsep dalam agama Zoroastrianisme dengan agama samawi hari ini adalah kisah sepasang manusia pertama, dikenal dengan nama Mashya dan Mash Yana (Adam dan Hawa). Lalu ada pula kisah banjir bandang Yim yang serupa dengan kisah Nuh.
Konsep tuhan dalam agama Zoroastrianisme dengan agama samawi juga mirip. Sebagai agama monoteis, Zoroastrianisme mengenal bahwa Tuhan itu esa.
Tuhan Ahura Mazda tidak dilahirkan dan melahirkan, tidak punya ayah, ibu, atau anak. Tanpa rumah, tanpa bentuk, tanpa warna dan aroma.
Ahura Mazda dikenal sebagai tempat bergantung semua makhluk. Ia tidak terjangkau pikiran dan mata dzahir, serta tidak ada sesuatu sebelum-Nya.
Konversi massal dari Zoroastrianisme ke Islam terjadi cukup cepat di wilayah Persia. Saat ini, kota Yazd dan Kermân menjadi benteng utama komunitas Zoroaster yang tersisa.
Editor : Trisna Eka Adhitya