JAKARTA, iNewsMojokerto.id - Suku Baduy merupakan salah satu suku di Indonesia yang memiliki kemampuan berjalan kaki di atas rata-rata manusia normal. Kemampuan berjalan kaki hingga ratusan kilometer yang diperoleh oleh masyarakat Suku Baduy ternyata tak terlepas dari ramuan rahasia yang dikonsumsi sehari-hari.
Ramuan itu sengaja dikonsumsi karena masyarakat Suku Baduy memang terkenal dengan kehidupan yang mengedepankan kearifan lokalnya. Seperti, tidak adanya mesin atau kendaraan modern yang saat ini biasa kita lihat sehari-hari.
Dibandingkan dengan menggunakan kendaraan, Suku Baduy yang ada di Provinsi Banten ini lebih memilih untuk menggunakan kemampuan fisik untuk melanjutkan hidup. Aturan adat yang ketat menjadi sebab mereka tidak menggunakan alat-alat modern.
Nah, untuk mengasah kemampuan berjalannya, ternyata Suku Baduy memiliki ramuan rahasia yang terletak pada daun yang bernama Keras Tulang. Seperti namanya, daun tradisional yang banyak tumbuh di sekitar wilayah Suku Baduy ini telah dipercaya turun temurun mampu membuat tulang kuat.
Caranya adalah merebus daun tersebut untuk kemudian dijadikan teh lalu diminum. Hal ini dipercaya membuat Suku Baduy kuat berjalan kaki, disamping juga karena sudah terbiasa untuk berjalan kaki yang menjadikan mereka memiliki kemampuan berjalan di atas rata-rata.
Tradisi Seba
Selain mengkonsumsi ramuan, tradisi unik lainnya yang mempengaruhi kemampuan Suku baduy adalah Seba. Upacara Seba merupakan ajang pembuktian ketangguhan fisik, terutama bagi suku Baduy Dalam.
Dalam tradisi yang telah berlangsung sejak masa Kesultanan Banten ini, Suku Baduy melakukan tradisi berjalan kaki berkilo-kilometer untuk bersilaturahmi dengan para petinggi di Pemerintah Provinsi Banten. Tradisi ini, bahkan disebut memiliki usia sama dengan berdirinya Suku Baduy.
Untuk mendukung kemampuan berjalan kaki, telapak kaki Suku Baduy terlihat berbeda dari kaki orang pada umumnya. Perbedaan itu terletak pada jari yang berjarak dengan kulit telapak kaki yang tebal.
Dalam tradisi Seba, Suku Baduy hanya membawa tas kain yang diisi oleh pakaian ganti tanpa membawa perbekalan. Kemampuan bertahan hidup Suku Baduy dengan memanfaatkan sumber daya alam sekitar menjadi bekal mereka selama perjalanan.
Editor : Trisna Eka Adhitya