MOJOKERTO, iNewsMojokerto.id - Menjalin hubungan dengan selisih umur yang terpaut jauh memiliki risiko tertentu. Pasangan sebaiknya saling berdiskusi saat salah satu atau keduanya menanggung beban semacam ini.
Pacaran dengan orang yang jauh lebih tua ataupun jauh lebih muda bisa menjadi tantangan tersendiri. Rentang usia yang terpaut jauh mungkin menciptakan perbedaan terkait satu dan dua hal.
Pacaran beda usia jauh berisiko timbulkan sejumlah masalah tertentu. Dalam lansiran Tim iNews dari laman Verywell Mind, setidaknya ada 3 kemungkinan konflik yang timbul antara pasangan berbeda usia.
Menjalin hubungan beda usia sebaiknya menyiapkan diri untuk hadapi kemungkinan masalah ini. Dengan kata lain, sadari risiko atas pilihan dan temukan solusi terhadap kesulitan. Pacaran beda usia bisa saja justru berhasil.
Secara lengkap uraiannya adalah sebagai berikut.
1. Masalah perbedaan fase hidup
Tantangan sebagian besar tergantung pada keadaan, tetapi ada beberapa tema umum yang cenderung muncul dalam hubungan beda usia. Salah satu problem tipikal yang mungkin dihadapi pasangan dengan selisih usia jauh adalah perbedaan fase tahapan hidup.
Dalam psikologi diuraikan, setiap rentang usia memiliki fase emosi dan daya berpikir yang berbeda. Menjalin relasi dengan orang yang jauh lebih muda atau lebih tua mungkin memberi gap pola pikir atau cara mengelola emosi ini.
Dalam hal biologi, rentang usia yang jauh juga mungkin menimbulkan perbedaan dalam siklus tubuh. Faktanya hal ini pun bisa menimbulkan masalah dalam hubungan.
Wanita yang lebih tua mungkin memikirkan perihal faktor biologis tubuhnya terkait kemungkinan memiliki keturunan. Di sisi lain, wanita yang jauh lebih muda mungkin menuntut lebih banyak pengertian dari pasangannya secara emosi.
Para pria umumnya tidak memiliki pertimbangan biologis. Namun bukan berarti tidak mungkin mengalami tekanan psikologis.
Apapun itu, sebaiknya antarpasangan saling menyadari hal ini. Berhati-hatilah terhadap tuntutan berlebihan yang mungkin tidak sesuainya dengan fase hidup pasangan.
2. Dinamika siapa yang 'berkuasa' dalam hubungan
Masalah besar lain yang mungkin dihadapi hubungan beda usia jauh adalah potensi dinamika siapa yang berkuasa. Hal ini bisa dilatarbelakangi kondisi psikologis maupun finansial.
Khususnya pada orang-orang berusia 20-an, 30-an, dan 40-an. Jika ada perbedaan usia 10 tahun atau lebih, kemungkinan salah satunya akan berada di fase pencapaian yang berbeda secara profesional dan finansial.
Hal ini mungkin menimbulkan tarikan terkait siapa yang dominan atau 'berkuasa' dalam menentukan keputusan apa yang terbaik bagi hubungan tersebut.
Dalam situasi ideal, tiap pasangan akan menemukan cara sendiri untuk mengatur siapa yang dominan pada satu masalah dan siapa yang dominan pada masalah lain.
Sangat penting untuk menjaga kesadaran akan dinamika ini. Termasuk untuk memastikan bahwa hal ini tidak menjadi alasan untuk merasa boleh "mengendalikan" pilihan satu sama lain.
Misalnya, jika pasangan yang lebih stabil secara finansial akhirnya membayar tagihan tertentu atau menutupi pengeluaran, penting untuk memastikan bahwa pasangan yang didukung tidak merasa terjebak dalam hubungan tersebut karena dukungan ekonomi. Diskusikan apa hal yang nyaman di antara pasangan.
3. Stigma sosial khususnya terhadap si wanita
Menjalin hubungan beda usia jauh sering kali lebih sulit bagi si wanita dibandingkan si pria. Hal ini karena masyarakat memiliki konsep ideal terhadap bagaimana seharusnya sepasang kekasih.
Ada stereotip dan prasangka negatif yang berkembang di masyarakat. Hubungan semacam ini memicu kecurigaan bahwa salah satu pasangan hanya 'memanfaatkan' kehadiran yang lainnya.
Khususnya secara finansial di mana si wanita kerap menjadi pihak yang dipermasalahkan. Jika wanita itu lebih muda, masyarakat mungkin curiga bahwa dia hanya mengeruk kekayaan si laki-laki.
Sementara itu, jika si wanita itu lebih tua, dia pasti mencoba merebut kembali masa mudanya dan dia mungkin juga terkait dengan masalah ekonomi. Wanita yang lebih tua juga mungkin dituduh dengan berbagai stereotip karakter.
Lingkungan sosial mungkin percaya bahwa wanita ini bersifat buruk dan kesepian. Situasi mungkin lebih para jika hal semacam ini muncul dari sisi keluarga.
Editor : Trisna Eka Adhitya