get app
inews
Aa Read Next : Apa Itu Intisari Naluri Majapahit: Kesaktian

Sabdo Palon Sang Penasihat Bijak, Sosok Tangan Kanan Raja Terakhir Majapahit

Rabu, 10 Agustus 2022 | 08:35 WIB
header img
Sosok Sabdo Palon digambarkan dalam sebuah patung di Candi Ceto. (Foto: Kembangraps)

MOJOKERTO, iNews.id - Seorang pemimpin lumrah memiliki orang kepercayaan di kanan kirinya. Tak terkecuali raja Majapahit juga membutuhkan seorang penasihat.

Raja adalah pemimpin tunggal. Sebuah kerajaan seperti Majapahit menganut sistem keyakinan di mana raja adalah sosok pemimpin suci yang titahnya atau perkataannya tidak terbantah.

Namun, sebagai seorang pemimpin, raja juga tak bisa selamanya berdiri sendiri. Dalam berbagai keputusan seorang raja membutuhkan pandangan lain untuk berdiskusi sehingga keputusannya bisa baik untuk semua pihak.

Kerajaan Majapahit memang tidak mengenal istilah 'wakil raja' sebagaimana 'wakil presiden'. Namun ada sosok tertentu yang diyakini pernah hidup sebagai penasihat raja Majapahit. 

Salah satu sosok penasihat pemimpin Majapahit dikenal dengan nama Sabdo Palon. Nama dan kisahnya muncul dalam Serat Darmogandul yang ditulis oleh Ki Kalamwadi.

Nama Sabdo Palon barangkali telah populer di kalangan masyarakat sebagai sosok penasihat Prabu Brawijaya V, raja terakhir Majapahit. Sabdo Palon adalah sosok yang diyakini mendampingi raja di saat-saat akhir menjelang Majapahit runtuh.

Sosok ini dikenal sebagai seorang pendamping yang bijaksana. Selama bertugas sebagai orang kepercayaan raja, ia bersama seorang abdi lainnya, Naya Genggong, dengan setia memberikan masukan demi kebaikan kerajaan dan rakyat Majapahit.

Nama Sabdo Palon dan Naya Genggong kemungkinan bukanlah nama asli. Nama tersebut diyakini sebagai gelar yang diberikan raja Majapahit sesuai dengan karakter tugas yang diemban. Dalam Serat Darmogandul, Sabda Palon diartikan sebagaimana namanya.

Kata"sabdo” merujuk pada sabda atau dimaknai sebagai masukan atau ajaran. Kata “palon” berarti pengancing atau pengunci kebenaran yang bergema dalam ruang semesta. 

Dengan demikian Sabdo Palon bisa dimaknai sebagai orang yang bertugas memberi kunci ajaran di jagat semesta. Betapa pentingnya peran sosok ini Sabdo Palon dalam penelitian Antropolog Paul Stange tahun 1988 disebut identik dengan Semar dalam lakon Mahabharata versi Jawa. 

Menurut Stange, Sabdo Palon dipercaya sebagai inkarnasi Semar, yang merupakan mahaguru di Tanah Jawa. Sabdo Palon dan rekannya Naya Genggong adalah titisan dewa kayangan yang sengaja turun ke bumi menjadi punakawan (kawan yang paham).

Dalam buku Brawijaya Moksa Detik-Detik Akhir Perjalanan Hidup Prabu Majapahit, sebuah fiksi sejarah karya Wawan Susetya, dapat turut disimak bagaimana kondisi sulit Majapahit menjelang keruntuhannya.

Saat itu Kerajaan Majapahit mengalami kemerosotan, baik dalam tataran moral maupun praktis. Banyak pejabat kerajaan dan putra pembesar Majapahit diketahui melakukan tindakan tidak patut terhadap rakyat dan kerajaan.

Sang penasihat memeras otak mencari cara menyelesaikan masalah yang dihadapi Majapahit. Dikisahkan salah satunya, Sang Prabu bertanya apakah yang sebaiknya dilakukan dalam situasi pelik kerajaan seperti ini.

Sang penasihat memberi masukan bahwa setiap situasi hendaknya diselesaikan menurut kepakaran. Dengan kata lain, tiap masalah sebaiknya diserahkan kepada ahlinya. 

Kebijaksanaan tokoh ini turut serta dalam masa-masa akhir kerajaan Majapahit. Ia dikenal dalam keyakinan tradisi masyarakat Jawa karena sebuah sumpah yang berisi peringatan. Dalam Serat Darmogandul disebut bahwa Sabdo Palon akan kembali dalam waktu 500 tahun sejak masa kehancuran Majapahit.

Editor : Trisna Eka Adhitya

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut