MOJOKERTO, iNews.id - Kebenaran Trowulan sebagai ibukota Majapahit ternyata memicu keberatan dari kalangan peneliti. Ada data yang membuat para peneliti meragukan Trowulan sebagai ibukota Majapahit.
Dikutip Tim iNews dari buku "Ibukota Majapahit, Masa Jaya dan Pencapaian" yang ditulis Agus Munandar, ada banyak temuan arkeologis yang didapat dalam ruang geografis luas di lahan yang relatif datar di Trowulan.
Temuan peninggalan arkeologi tersebut semakin memperteguh anggapan bahwa Trowulan adalah suatu situs permukiman. Lebih jauh lagi, Trowulan adalah suatu situs kota.
Meski demikian, ternyata ada pula data yang membuat sejumlah kalangan peneliti meragukan bahwa Trowulan adalah situs ibukota Majapahit. Setidaknya ada 4 data yang membuat para peneliti meragukan bahwa Trowulan adalah bekas ibukota Majapahit.
Secara lengkap keempat alasan tersebut diuraikan berikut ini:
1. Narasi tentang Hutan Tarik dalam Pararaton
Kitab Pararaton mencatat tentang asal mula dibukanya lahan yang menjadi lokasi keraton Majapahit. Kisah ini abadi sebagai kisah kemunculan nama Majapahit itu sendiri.
Dalam kisah tersebut, diceritakan Raden Wijaya dengan bantuan orang-orang Madura mendirikan Kota Majapahit di daerah hutan Tarik atau Trik. Lokasinya adalah di sekitar muara Sungai Brantas.
Titik lokasi muara Sungai Brantas inilah yang menjadi konsentrasi para peneliti ragu Trowulan adalah ibukota Majapahit. Lokasi situs Trowulan sekarang terletak jauh dari tepi Sungai Brantas. Bahkan agak di daerah pedalaman Jawa Timur.
2. Uraian Kakawin Nagarakretagama dianggap tidak cocok dengan kondisi Trowulan
Para peneliti menyorot uraian Mpu Prapanca dalam kakawin Nagarakretagama pupuh 8 hingga 12. Jika dicermati dengan saksama, hal-hal yang menyatakan kondisi ibukota Majapahit kala itu tidak sesuai dengan peninggalan yang ada saat ini di Trowulan.
Meski sejumlah peninggalan menunjukkan hal-hal yang disebutkan Mpu Prapanca, lokasi pusat keraton masihlah memicu perdebatan. Apalagi hingga kini belum ditemukan bukti pasti peninggalan keraton Majapahit di Trowulan.
Acuan utama keyakinan bahwa Trowulan adalah ibukota Majapahit diawali oleh Maclaine Pont. Ia dengan gigih memaksa agar uraian Nagarakretagama dapat "disepadankan" dengan peninggalan-peninggalan yang masih ada di Trowulan.
3. Tidak ada prasasti atau bukti tulisan yang menyebut perpindahan lokasi ibukota Majapahit dari Tarik ke Trowulan
Jika benar pada masa lalu ibukota Majapahit yang semula terletak di Trik terpaksa dipindahkan ke Trowulan, semestinya ada prasasti yang mencatat peristiwa besar tereebut. Pemindahan ibukota kerajaan tentunya merupakan peristiwa yang sangat penting.
Seandainya tidak dalam bentuk prasasti, paling tidak ada suatu karya sastra yang mengungkit soal perpindahan letak ibukota Majapahit. Lokasi Tarik dan situs Trowulan saat ini terbilang cukup jauh.
Pencatatan tentang perpindahan ibukota telah lazim dicatat atau diungkit dalam tradisi sejarah Indonesia, khususnya Jawa. Namun, hingga kini seluruh sumber tertulis tentang Majapahit masih "bungkam" tentang adanya peristiwa pemindahan ibukota.
4. Tidak ada penyebutan tentang topologi Trowulan di Nagarakretagama, khususnya yang berkaitan dengan penataan saluran air
Penataan saluran air di Trowulan adalah hal yang tidak sepele. Berdasarkan foto udara area Trowulan, dapat diketahui bahwa dulu situs Trowulan dibelah oleh "saluran air (kanal)".
Kanal ini saling memotong dan melintang dengan pola tertentu. Hal ini mestinya menjadi catatan penting. Namun, Mpu Prapanca tidak mengutip hal ini sedikit pun.
Di Trowulan juga terdapat kolam Segaran, yaitu kolam buatan dari sekitar abad ke-14 M yang Iuasnya 6,5 ha. Tepian kolam diperkeras dengan susunan tembok bata dengan panjang 375 m dan Iebar 175 m.
Jika benar Trowulan bekas ibukota Majapahit, tentunya semua keadaan tersebut diuraikan oleh Mpu Prapanca secara terperinci. Di banyak Pupuh, Mpu Prapanca tampak menaruh perhatian untuk menguraikan kondisi tata letak bangunan-bangunan yang dikenal waktu itu.
Apakah ia luput atau memejamkan mata dan mengabaikan keberadaan kolam Segaran yang cukup Iuas dan impresif tersebut? Mengapa kolam Segaran sampai tidak diungkit dalam Nagarakretagama?
Itulah empat data yang membuat sejumlah kalangan peneliti ragu bahwa situs Trowulan adalah ibukota Majapahit di masa lalu.
Editor : Trisna Eka Adhitya