get app
inews
Aa Text
Read Next : Dorong Pertumbuhan Enterpreneur, Magister Manajemen Universitas Ciputra Luncurkan Platform E-Katalog

Kisah Sukses Pemilik Lotte Mart, Dari Bisnis Penanak Nasi Modal Hutang Hingga Jadi Raksasa Retail

Minggu, 31 Juli 2022 | 09:30 WIB
header img
Pendiri Lotte Group, Shin Kyuk Ho (duduk). (Foto: Reuters)

JAKARTA, iNews.id - Swalayan Lotte Mart merupakan salah satu swalayan asal Korea Selatan yang telah mendunia. Namun siapa sangka, kesuksesan Lotte Mart berawal dari kegagalan membuat produk penanak nasi yang dananya didapat dari hutang. 

Dibalik kokoh dan suksesnya Lotte Mart, tersimpan kisah menarik dan inspiratif dari pendirinya yakni, Shin Kyuk Ho. Pria kelahiran 3 November 1921 itu sejak kecil sudah memiliki ketertarikan pada dunia bisnis

Kisahnya dimulai pada tahun 1941, saat Shin Kyuk Ho mencoba merantau ke Jepang untuk belajar teknik kimia di Universitas Waseda. Satu tahun dalam perantauannya, Shin Kyuk Ho memutuskan membuka usaha pabrik penanak nasi dengan modal pinjaman sebesar 60.000 yen. 

Namun pabriknya terpaksa harus dihancurkan oleh bom dari sekutu akibat kekalahan Jepang dalam Perang Dunia. Pabriknya pun terpaksa harus rata dengan tanah ikut hancur dari serangan udara.

Impiannya meraih sukses melalui usaha penanak nasi pun harus kandas terkubur bersama reruntuhan pabriknya. Ia pun tak menyerah dengan mencoba berbisnis di bidang lain. 

Shin Kyuk Ho menjajaki berbagai macam bisnis sebelum sukses mendirikan Lotte Mart. Ia juga sempat membuat produk krim wajah meski tidak berjalan mulus. 

Barulah pada tahun 1948 Shin Kyuk Ho mendirikan Lotte dengan bisnis awal menjual permen karet. Dari situlah Lotte terus berkembang menjadi perusahaan multinasional yang besar. 

Rasa permen karet Lotte yang khas membuatnya sangat disukai konsumen. Hingga pada tahun 1963, Lotte telah berkembang pesat dan memiliki 3.000 pegawai. 

Perkembangan tersebut mendorong Shin Kyuk Ho untuk merambah ke ranah bisnis lainnya seperti cokelat, konveksi, hingga properti. Setelah sukses membangun bisnisnya, ia memutuskan kembali ke Korea Selatan pada 1966 dan bergabung dengan aliansi pebisnis Korea Selatan lainnya untuk bekerjasama dalam membangkitkan ekonomi Korea Selatan pasca perang. 

Shin Kyuk Ho juga pernah dinobatkan sebagai orang terkaya nomor 136 di dunia versi majalah Forbes pada tahun 2006. Tiga tahun kemudian, ia naik peringkat menjadi orang terkaya di dunia nomor 38. 

Lotte pun dinobatkan sebagai perusahaan terbesar ke-5 di Korea Selatan. Saat ini, Lotte Group membawahi kurang lebih 95 anak usaha yang mencakup berbagai bidang, mulai dari toko ritel, taman hiburan, properti, konveksi dan makanan. 

Shin Kyuk Ho tutup usia pada 19 Januari 2020 di umur ke 98 tahun. Hingga akhir hayatnya, Shin diketahui memiliki kekayaan hingga 270,5 miliar won pada 2016 atau setara Rp3,45 triliun. 

Meski telah meninggal, lini bisnis Lotte masih beroperasi. Minat pasar terhadap gurita bisnis Lotte masih cukup tinggi sampai saat ini. 
 

Editor : Trisna Eka Adhitya

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut