BRUSSELS, iNews.id – Harga gas di Eropa pada akhir Juni melonjak enam kali lipat dibandingkan tahun lalu (YoY). Gangguan pasokan gas Rusia dan kekhawatiran akan pemangkasan pengiriman gas lebih lanjut oleh Moskow kembali mendorong kenaikan harga patokan gas Eropa.
Komisaris Ekonomi Eropa, Paolo Gentiloni mengatakan, harga tersebut diprediksi masih terus meningkat ke depannya.
“Harga sejumlah komoditas menunjukkan tanda-tanda yang melegakan akhir-akhir ini, dalam menghadapi pelemahan global. Akan tetapi, walau bagaimanapun, gas adalah pengecualiannya,” kata dia, Kamis (14/7/2022).
Pada akhir Juni lalu, gas di Benua Biru diperdagangkan pada harga 140 euro (Rp2,11 juta) per megawatt/jam, atau lebih dari enam kali lipat harga satu tahun sebelumnya.
“Tapi harga ini terus naik setelah batas akhir pengiriman kita, yaitu mencapai 173 euro (Rp2,6 juta) per megawatt/jam pada 12 Juli,” ujar Gentiloni.
Pada pertengahan Juni, raksasa energi Rusia, Gazprom, secara signifikan memangkas pasokan gas melalui pipa Nord Stream 1 karena masalah teknis di stasiun kompresor Portovaya. Di stasiun itu, hanya tiga unit kompresor gas yang masih berfungsi, setelah perusahaan Siemens dari Jerman menunda pekerjaan pemeliharaannya.
Moskow sudah berulang kali memperingatkan bahwa penundaan lebih lanjut dalam pemeliharaan itu dapat menyebabkan penghentian total aliran gas melalui jaringan pipa ke Eropa.
Operator pipa gas tersebut, Nord Stream AG, mengumumkan akan menghentikan pengiriman untuk pemeliharaan tahunan rutin, termasuk pengujian komponen mekanis dan sistem otomasi. Pemeliharaan diperkirakan akan berlangsung antara 11 dan 21 Juli.
Beberapa negara Uni Eropa, termasuk Jerman dan Austria, telah menyatakan kekhawatiran bahwa pasokan dapat menurun atau terhenti bahkan setelah proses pemeliharaan itu selesai.
Gentiloni juga mengatakan, penghentian total pasokan gas dari Rusia dapat menyebabkan ekonomi Eropa mengalami kontraksi.
“Skenario ini (penghentian pasokan gas Rusia) akan membawa ekonomi kita ke wilayah negatif, yang tentu saja dengan dampak tambahan ini cukup besar,” ujarnya.
Sejak 2021, harga energi di Eropa telah melonjak sebagai bagian dari tren global. Setelah dimulainya operasi militer Rusia di Ukraina dan penerapan beberapa paket sanksi terhadap Rusia oleh Barat, harga energi di benua itu semakin memburuk.
Editor : Trisna Eka Adhitya