MOSKOW, iNews.id - Starbucks memutuskan untuk menutup 130 kedainya di Rusia sebagai imbas invasi Rusia ke Ukraina. Keputusan ini diambil setelah perusahaan beroperasi selama 15 tahun di negeri beruang merah.
Dikutip dari BBC, Kamis (26/5/2022) starbucks sempat menangguhkan perdagangan di Rusia sejak bulan Maret 2022 lalu. Meski demikian, perusahaan masih terus membayar upah hampir 2000 staf yang bekerja di negara itu selama enam bulan.
Alshaya Group, yang memiliki dan mengoperasikan toko Starbucks, tidak menyebutkan apakah akan berusaha untuk menjual tokonya atau membuka kembali dengan merek baru. Starbucks bergabung dengan perusahaan seperti McDonald's dan Renault untuk keluar secara permanen dari Rusia.
Pekan lalu, McDonald's mengumumkan bahwa mereka menjual hampir 850 restorannya di Rusia kepada pemegang lisensi saat ini, pengusaha Rusia Alexander Govor, yang diperkirakan akan mengubah citra restoran tersebut. Awal bulan ini, produsen mobil Prancis Renault juga mengatakan bisnisnya telah dinasionalisasi dan akan dijalankan oleh entitas pemerintah Rusia.
Starbucks masuk ke Rusia pada tahun 2007 dan telah berkembang menjadi 130 kedai kopi yang dimiliki dan dioperasikan oleh pemegang lisensi. Namun akibat imbas sanksi ekonomi yang luas dan bertujuan untuk mengisolasi secara ekonomi, dan memotong dari sistem keuangan global, keputusan penutupan kedai pun dilakukan.
Walikota Moskow bulan lalu memperkirakan bahwa sekitar 200.000 orang di kota itu saja berisiko kehilangan pekerjaan karena perusahaan-perusahaan Barat meninggalkan Rusia.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait