130 KK Korban Erupsi Semeru Dipastikan Rayakan Lebaran di Huntara dan Huntab

Trisna Eka Adhitya
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat meninjau pembangunan hunian sementara dan hunian tetap para pengungsi erupsi Gunung Semeru di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. (Foto: istimewa)

LUMAJANG, iNews.id - Sebanyak 130 Kepala Keluarga (KK) korban erupsi Gunung Semeru dipastikan akan merayakan Hari Raya Idul Fitri di Hunian Sementara (Huntara) dan Hunian Tetap (Huntap). Huntara dan Huntap ini akan menjadi pengganti rumah warga yang terdampak bencana erupsi. 

Penyerahan kunci pada para penyintas erupsi Gunung Semeru di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, dilakukan Rabu (27/4/2022). Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyerahkan secara simbolis dalam kegiatan softlaunching Huntara dan Huntap itu. 

Khofifah menyerahkan secara simbolis kunci rumah kepada tujuh orang penghuni beserta penyerahan bantuan sembako dan sajadah, serta majmuk syarif. Dalam soft launching ini, Khofifah juga meninjau blok F1 dan F2 hunian untuk memastikan seluruh unit telah dilengkapi perabotan, pipa saluran air, listrik, dan fasilitas lainnya serta bersapa dengan penyintas.

"Ini baru akan dilakukan permulaan soft launching, peresmian sementara, agar para penyintas APG Gunung Semeru dapat menempati relokasi di Bumi Semeru Damai ini," kata Khofifah. 

Saat ini, progres pembangunan Huntara dan Huntap di Desa Sumbermujur per 1 April 2022 sebanyak 1.696 Huntara dan Huntap progres pembangunan fisiknya mencapai 48 persen. Total akan dibangun sebanyak 1.951 unit Huntara dan Huntap di lokasi tersebut. 

Huntara yang telah dibangun berukuran 4,8 m x 6 m. Sedangkan Huntap berukuran 6 x 6 m. 

Unit-unit hunian tersebut dibangun di atas tanah seluas 10 x 14 meter bagi setiap KK. Terdapat juga ruang serbaguna, kamar mandi, dan teras. Khusus untuk Huntara, ditentukan bahwa bangunan harus melindungi dari potensi bencana angin, air, memenuhi aspek kesehatan, ramah bagi kaum rentan, berkonsep rumah tumbuh, dan setidaknya bisa bertahan hingga minimal dua tahun.

Ketua Umum PP Muslimat NU ini mengatakan, pembangunan kawasan huntara dan huntap ini harus dikawal. Pasalnya, di lingkungan ini juga akan dibangun fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos) seperti sekolah dan tempat ibadah. 

"Ini harus dikawal, karena di depan ada pondasi untuk TK, SD, mushola, dan panglima TNI berencana mendirikan masjid agung agar banyak fasum serta fasos untuk warga," lanjutnya. 

Ia berharap seluruh masyarakat penyintas bisa menikmati huntara dan huntap yang telah disediakan pemerintah. Ia juga berharap masyarakat bisa segera beradaptasi dengan lingkungan baru. 

"Saya harap semua bisa beradaptasi, kemudian site plan sudah didetailkan, oleh karena itu semua di antara kita terutama yang melakukan pendampingan warga saya harap dimaksimalkan," tambahnya.

Ia juga mengapresiasi semangat gotong royong yang diperlihatkan para relawan dan organisasi masyarakat yang juga turut memberi perhatian kepada para pengungsi sehingga dapat segera bangkit usai erupsi. 

"Banyak juga relawan dan organisasi non pemerintah yang memberi nilai tambah fasilitas pada huntara dan huntap ini. Semua ini menunjukkan betapa kuatnya semangat gotong royong masyarakat Indonesia, dalam membantu sesama agar segera pulih dari dampak bencana," pujinya. 

Sementara itu, Bupati Lumajang, Thoriqul Haq memastikan agar semua fasilitas yang diperlukan masyarakat dapat terpenuhi "Kami memastikan agar semua keperluan dan perabot sudah ada bersama hunian. Seperti listrik, air, kompor, hingga kasur, bantal dan alat masak," katanya.

Editor : Trisna Eka Adhitya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network