MOJOKERTO, iNews.id - Malam ini umat islam akan memasuki malam ke 21 Ramadan 1443 H. Dengan demikian, berarti telah memasuki 10 hari terakhir di bulan penuh ampunan.
Memasuki 10 hari terakhir ini, banyak hadist yang meriwayatkan tentang turunnya malam Lailatul Qadar. Untuk itu, umat islam disunahkan untuk melakukan iktikaf guna mengharapkan datangnya Lailatul Qadar.
Iktikaf sendiri berarti berdiam diri, yakni tetap di atas sesuatu. Menurut syara' iktikaf adalah berdiam diri di masjid sebagai ibadah yang disunnahkan untuk dikerjakan setiap waktu.
Meski demikian, Iktikaf lebih diutamakan pada bulan Ramadhan khususnya pada 10 hari terakhir. Untuk melakukan iktikaf ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti niat dan hal-hal lain.
"Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beriktikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan sampai Allah mewafatkan beliau, kemudian istri-istri beliau (tetap) beriktikaf sepeninggal beliau." (HR Al-Bukhari No 1886, Hadis Sahih)
Berikut Niat Iktikaf:
نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ للهِ تَعَالَى
Nawaitu An A'takifa fii Haadzal Masjidi Lillaahi Ta'aala.
Artinya: "Aku niat beriktikaf di dalam masjid ini karena Allah Ta'ala".
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Saat Iktikaf:
1. Ibadah iktikaf harus diawali dengan niat beriktikaf dan bertujuan beribadah kepada Allah. Apabila tidak diniatkan ketika memasuki masjid, maka tidak termasuk ibadah iktikaf.
2. Menurut Imam Syafi'i, iktikaf boleh dilakukan meskipun masanya lebih sedikit dari tumakninah dalam sholat.
3. Imam Maliki mensyaratkan iktikaf sekurang-kurangnya sehari semalam dan yang paling baik ialah tidak kurang daripada 10 hari.
4. Sunnah iktikaf yang dilakukan Rasulullah ialah sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan. Beliau melaksanakan sejak Hijrah ke Madinah sampai beliau wafat.
5. Ibadah iktikaf dapat mengembalikan kita untuk menghidupkan masjid, rumah yang menghimpun kebaikan dunia dan akhirat. Memakmurkan masjid adalah tanda orang beriman.
Editor : Trisna Eka Adhitya