SURABAYA, iNews.id- Meski arus mudik masih dalam hitungan beberapa hari ke depan, namun jumlah pemudik di Jawa Timur pada Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah diprediksi akan mencapai 16,8 juta orang. Estimasi ini naik dibandingkan perkiraan rata-rata jumlah pemudik di Jatim yang biasanya berkisar 14,6 juta orang.
Salah satu penyebab melonjaknya jumlah pemudik karena mudik tahun ini merupakan kali pertama sejak dua tahun belakangan terjadi pandemi covid-19 yang menyebabkan adanya larangan mudik dari pemerintah. Untuk itu, antisipasi arus mudik tahun ini harus benar-benar disiapkan dan dipastikan pengawalannya agar masyarakat dapat mudik dengan sehat, aman, dan selamat.
Antisipasi dan kewaspadaan inilah yang dipesankan khusus Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat Rapat Koordinasi Lintas Sektoral Operasi Ketupat Semeru 2022 dalam rangka Pengamanan Hari Raya Idul Fitri 1443 H di Gedung Mahameru Mapolda Jatim, Jl. Ahmad Yani No. 116 Surabaya, Selasa (19/4).
“Masyarakat tentunya sangat antusias untuk mudik tahun ini sebagai kesempatan luar biasa untuk pulang kampung. Tugas kita adalah memaksimalkan kesiapsiagaan sedetail mungkin,” kata Gubernur Khofifah.
Khofifah menerangkan, ada beberapa poin yang harus diperhatikan. Salah satu yang paling penting adalah vaksinasi yang juga merupakan syarat dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk diperbolehkannya mudik lebaran.
Untuk itu, Pemerintah Provinsi Jatim beserta Forkopimda telah menyiapkan titik vaksinasi di beberapa tempat yang dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat. Selain itu, para tenaga kesehatan juga telah dipersiapkan dalam menghadapi mudik lebaran.
“Seperti arahan dari Pak Presiden, yang boleh mudik adalah mereka yang sudah 2 kali vaksin dan 1 kali booster. Memang dalam 10 hari menjelang lebaran ini, mungkin tidak cukup untuk mencapai angka 60% vaksinasi booster tetapi harus dimaksimalkan,” kata Khofifah.
Khofifah mengaku sudah menyiapkan beberapa titik lokasi vaksinasi yang dapat digunakan. Para nakes juga sudah ada dan siap. Ini tentu bisa memudahkan dan melindungi masyarakat yang biasanya tujuan pulangnya adalah sowan ke sesepuh dan anggota keluarga senior.
Beberapa titik yang dimaksud diantaranya di Masjid Nasional Al Akbar, di kantor pemerintah provinsi Jatim di Jalan Pahlawan, dan juga masyarakat bisa mendatangi fasyankes terdekat untuk mendapatkan suntikan vaksin booster.
Lebih jauh, reaktivasi PPKM Mikro dan penentuan kalender lebaran menurut Khofifah juga harus diperhatikan. Sebab, Khofifah menerangkan, bisa jadi akan ada perbedaan tanggal Hari Raya Idul Fitri yang harus diantisipasi. Sehingga menghitung H-7 dan H+ 7 disesuaikan.
“PPKM Mikro di tingkat desa dan kelurahan harus kembali direaktivasi. Lebih bagus lagi jika ada pos-pos di desa yang pernah berdiri, kembali dilakukan reaktivasi,” tuturnya.
Selain itu, penentuan kalender lebaran juga penting disesuaikan. Karena bisa jadi H-7 dan H+7 ada perbedaan mengingat awal puasanya berbeda, sehingga diperlukan pengamanan yang dapat melindungi semua masyarakat baik yang akan mudik maupun saat ke tempat wisata.
Tak hanya itu, Khofifah mengatakan bahwa mitigasi bencana juga harus diprioritaskan. Mengingat, kondisi cuaca yang sering tak stabil. Update kondisi cuaca ke BMKG harus dilakukan.
“Cuaca sering tidak stabil, diikuti angin kencang, makanya beberapa hari belakangan masih ada tanah longsor dan hujan lebat di beberapa wilayah. Semua ini harus dilakukan mitigasi dan antisipasi dengan seksama,” jelasnya.
Khofifah juga mengingatkan pihak-pihak yang terkait pengelolaan jalan dan jembatan untuk melakukan tes kelayakan guna mengurangi potensi yang tidak kita inginkan.
“Kita juga bisa melakukan tes urin terutama untuk pengemudi bus jarak jauh. Agar masyarakat merasa aman, merasa tenang dan tidak hawatir,” ungkapnya.
Demi memaksimalkan hal itu, mantan Menteri Sosial RI itu menegaskan pentingnya poin-poin tersebut dikonfirmasi kepada para stakeholder. Maka dari itu, akan segera diadakan rapat tersendiri dengan para Bupati/Walikota.
Nantinya, dari para Bupati/Walikota itu akan terbentuk pemahaman dan kerjasama dari lini yang paling bawah sekalipun. Seperti 4 pilar desa, yakni kepala desa, kepala Puskesmas, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas.
“Rakor lintas sektor seperti ini harus dilakukan juga dengan Bupati/Walikota. Agar bisa ada konfirmasi ke 4 pilar desa untuk antisipasi kondisi di lapangan. Karena semua stakeholder harus memahami hal ini agar tujuan mudik yang aman dan sehat selamat bisa tercapai,” tandasnya.
Sementara itu, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta mengatakan bahwa akan ada kurang lebih 10.546 personel kepolisian yang mengawal mudik lebaran. Yang mana, diperkirakan mudik akan berlangsung mulai 28 April 2022 dan mencapai puncaknya di 2 Mei 2022.
“Nanti, dengan bantuan dari para Kapolres, akan ada setidaknya 10.546 personel yang membantu. Mudah-mudahan, ini bisa membantu mewujudkan tagline yang diusung Kapolri bahwa mudik tahun ini adalah "Mudik Sehat, Mudik Selamat". Semoga dengan bantuan semua pihak, ini bisa tercapai,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto menyatakan bahwa Kodam V/Brawijaya siap 100% untuk mendukung kesuksesan dan kelancaran operasi Ketupat Semeru 2022 ini.
Nur menyatakan, sedikitnya akan ada 6.000 prajurit Kodam yang siap membantu. Di mana, Kodam tidak hanya akan mendukung melalui personel tapi juga alat-alat tertentu yang dibutuhkan.
“Sebanyak 6.000 pasukan itu baru dari Kodam saja. Belum berasal dari TNI angkata lainnya yang insya Allah akan mengerahkan banyak pasukan. Selain itu, kami juga menyiapkan alat dan tim kesehatan lapangan di titik tertentu yang sekiranya akan terjadi kerumunan,” ucapnya.
“Kunci utama adalah sinergitas yang bisa membantu kita memaksimalkan usaha ini. Insya Allah kita dapat melaksanakan Operasi Ketupat ini. Mari berdoa semoga semuanya lancar, aman, dan sehat,” tambahnya.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait