Sekretaris PW ISNU Jatim, Muhammad Dawud, menyampaikan ISNU harus memiliki peran strategis dalam membendung paham-paham radikal dan ekstrem. Ia menyinggung hasil riset yang dilakukan olehnya bersama KH. Zakky Hadzik mengenai peran ormas Islam dalam memperkuat moderasi beragama.
“Para sarjana NU harus adaptif terhadap perkembangan zaman, terutama dengan hadirnya teknologi baru seperti kecerdasan buatan (AI). Program ISNU harus dirancang agar mampu menjawab tantangan ini,” katanya.
Sementara itu, Ketua PCNU Jombang, KH. Fahmi Amrullah Hadzik, mengapresiasi ketepatan waktu pelaksanaan acara yang mencerminkan kedisiplinan warga NU. Namun, Kiai Fahmi berkelekar, yang paling sulit mendisiplinkan warga NU adalah soal ketepatan waktu. “Berarti semuanya ini muallaf NU ini,” guraunya disambut tawa hadirin.
“NU itu penuh barakah. Karena itu, para sarjana NU harus bangga dengan identitasnya dan membawa nilai-nilai NU ke seluruh lini kehidupan—tapi lebih membanggakan lagi, jika logo NU ada di ambulan, ada di mobil jenazah, ada di Rumah Sakit, di sekolah, madrasah, artinya dakwah NU tidak hanya dalam bidang politik, tapi juga sosial, pendidikan, dan pelayanan masyarakat,” ujarnya.
Editor : Zainul Arifin
Artikel Terkait
