“Yang kedua, tidak mungkin juga kita bertransformasi tanpa dukungan pengambil kebijakan dari kementerian lain misalnya student athlete, kita gapunya payung itu. Kita harus kerja sama dengan kementerian terkait. Pembinaan yang namanya olahraga pelajar, bukan di kita. Kita harus bersinergi dengan kementerian terkait,” paparnya.
Erick turut menyinggung pemanfaatan aset daerah, termasuk fasilitas bekas PON yang perlu dikembangkan melalui koordinasi bersama pemerintah daerah dan kementerian lain.
“Kita bicarakan juga kepada menteri-menteri lain aset-aset Pemda bekas PON mau diapain, habis ini pak gubernur akan datang bicara tentang perspektifnya dia. Artinya kita mensinergikan transformasi ini dengan kebijakan juga pengambil kebijakan lain, tak bisa sendiri,” tambah dia.
Dalam kesempatan yang sama, Erick menjelaskan bahwa sektor olahraga dapat menjadi kekuatan ekonomi baru. Namun saat ini kontribusi belanja pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi nasional masih berada pada angka 7–10 persen. Karena itu, dia mendorong peningkatan daya beli dan keterlibatan investor.
"Yang ketiga, pengeluaran pemerintah itu kalau kita bicara pertumbuhan ekonomi kontribusinya hanya 7-10 persen. Kita mau tumbuh ekonomi 5-10 persen, komponennya kita kecil disitu. Harus ada daya beli dan investasi,” tuturnya.
Editor : Zainul Arifin
Artikel Terkait
