Poin utama kritik Khofifah menyentuh independensi PMII. Khofifah menuduh bahwa organisasi tersebut saat ini telah terkooptasi atau menjadi subsistem dari partai politik tertentu. Hal ini terlihat dari perlakuan terhadap para senior atau alumni yang berbeda afiliasi politik, termasuk dirinya.
"Saya sangat sering kemudian tidak dianggap menjadi bagian ini karena saya beda afiliasi partai politik," ungkapnya.
Khofifah mempertanyakan klaim independensi PMII, yang menurutnya tidak jujur. Ia bahkan menyebut namanya hilang dan tidak dicatat dalam Asosiasi Alumni PMII lantaran dianggap tidak segerbong politik.
"Benar Sahabat independen? Atau Sahabat sudah terkooptasi oleh salah satu partai politik? Benar Sahabat independen? Atau Sahabat sudah menjadi subsistem dari sistem partai politik tertentu? Lho, jujur. Benar apa benar?" tegas Khofifah.
Mengakhiri pidato, Khofifah menyerukan agar momentum Harlah ke-58 menjadi titik tolak bagi lahirnya KOPRI baru. Ia menekankan agar KOPRI kembali pada semangat idealisme, komitmen, progresivitas, dan pergerakan intelektualitas. Khofifah juga menempatkan KOPRI sebagai lembaga kaderisasi strategis untuk bangsa.
Editor : Zainul Arifin
Artikel Terkait
